Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Kala Jokowi (Merasa) Sendiri

Kompas.com - 28/07/2021, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"PEMERINTAH tidak bisa bekerja sendirian. Tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian.”

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan pada acara Milad ke-46 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar virtual pada Senin (26/7/2021).

Jokowi mengaku, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani pandemi. Ia berharap, semua pihak mau bekerja sama dan berkolaborasi guna mengendalikan pandemi.

Kuat dugaan, Jokowi melontarkan pernyataan tersebut usai "disentil" Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.

Sebelumnya, dalam acara Doa dan Syukur 23 Tahun PKB Aksi Melayani Indonesia pada Jumat (23/7/2021), Said Aqil mengatakan, pemerintah masih gagal dalam menangani pandemi. Ini terjadi karena civil society tak diajak dan dilibatkan dalam penanganan penyebaran dan penularan virus asal Wuhan, China ini.

Baca: Ketum PBNU Kritik Penanganan Pandemi yang Tak Libatkan Masyarakat

Selama ini, pemerintah (memang) terkesan bergerak sendiri dalam menyelesaikan masalah pandemi tanpa melibatkan masyarakat. Pemerintah hanya sibuk bikin task force ini dan itu.

Baru belakangan pemerintah melibatkan masyarakat dalam penanganan pandemi, khususnya terkait vaksinasi. Ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang menolak divaksin dengan beragam alasan.

Garda depan

Tak hanya Said Aqil, kritik yang sama sebelumnya juga sudah disampaikan Pandu Riono. Ahli Epidemiologi asal Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, kesalahan pemerintah dalam menangani pandemi adalah tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Padahal, masyarakat adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi.

Pencegahan dan penanganan pandemi harus berlapis, tak bisa hanya mengandalkan vaksin. Protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak juga memiliki peran yang signifikan.

Itu bisa berhasil jika masing-masing orang memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab agar pandemi bisa segera dikendalikan dan tak berkepanjangan.

Sosiolog Imam B Prasodjo dalam program talkshow Satu Meja The Forum, KompasTV beberapa waktu lalu juga mengatakan, salah satu kunci keberhasilan dalam menangani pandemi adalah keterlibatan civil society.

Caranya dengan menguatkan komunitas-komunitas yang ada di masyarakat. Menurut dia, komunitas-komunitas yang tangguh merupakan kunci dalam penanganan pandemi.

Kerelawanan dan solidaritas sosial

Meski "tak diajak", selama ini masyarakat sudah bergerak sendiri. Berbagai inisiatif dan gerakan dilakukan atas nama solidaritas dan kemanusiaan.

Pandemi membuat sebagian masyarakat tergugah hati untuk berbagi. Mereka menggalang bantuan dan beragam gerakan sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com