Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Perjalanan PDI Perjuangan: dari Kudatuli, Oposisi, Dominasi, hingga Pandemi

Kompas.com - 27/07/2021, 06:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Usai Kudatuli

Temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut terjadi pelanggaran HAM dalam peristiwa Kudatuli. Lima orang meninggal, 149 luka-luka, 136 ditahan dan 23 orang dihilangkan secara paksa.

Peristiwa Kudatuli juga memantik terjadinya aksi massa yang menyebabkan terbakarnya 22 bangunan di sepanjang Jalan Salemba. Sebanyak 91 kendaraan musnah dengan total kerugian senilai Rp 100 miliar rupiah ketika itu (Kompas.com, 27/07/2020). Sabtu, 27 Juli 1996 benar-benar kelabu.

Usai peristiwa Kudatuli, strategi perjuangan PDI bertransformasi dari perjuangan di ranah politik menjadi perjuangan di meja hijau. Gelombang gugatan serentak untuk menyoal dualisme kepemimpinan PDI digelorakan di selutuh tanah air.

Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menguggat Presiden dan menteri-menteri dibawahnya yang bertanggungjawab terhadap politik dalam negeri.

Penulis menjadi saksi, rapat-rapat dan gugatan TPDI kerap dilakukan dengan “kucing-kucingan” dari pengawsan intelijen dan aparat.

Profesor Dimyati Hartono menjadi “otak” gugatan hukum dengan koordinator lapangan RO Tambunan serta pengacara-pengacara muda yang tidak kenal takut seperti Erick S Paat dan Petrus Selestinus.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli, Sutiyoso, dan Hubungannya dengan Megawati...

Secara intens, penulis juga mengikuti gerilya politik yang dilakukan Megawati Soekarnoputeri di berbagai daerah. Intimidasi aparat intelijen yang selalu mengikuti, penghalangan oknum Koramil hingga tingkat Mabes sudah biasa diterima oleh rombongan Megawati.

Beruntung pula, dengan profesi sebagai wartawan Fokus Indosiar penulis sempat pula mengikuti rangkaian kampanye Soeryadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Sidoarjo, Jawa Timur di tahun 1997.

Jika di Banjarmasin berakhir ricuh karena terjadinya aksi pelemparan batu, sementara di Sidoarjo panggung kampanye Soeryadi dilempar ular oleh pendukung fanatik Megawati.

Penulis sempat dievakuasi bersama Soeryadi dengan kendaraan lapis baja milik Polri hingga ke kawasan Juanda, Surabaya, yang berdekatan dengan markas marinir AL. 

Dengan berdiri di dua sisi, penulis semakin merasakan mana yang menjadi pilihan rakyat dan mana yang dikehendaki penguasa.

Tonggak sejarah

Kudatuli disebut tonggak sejarah karena mengantarkan kepada kedewasaan berpolitik ala PDI. Tindakan koersif penuh kekerasan Orde Baru ditanggapi PDI dengan menyatakan “golput” alias mogok tidak berpartisipasi dalam Pemilu 1997.

Entitas pengenal PDI bertambah dengan embel-embel nama “Perjuangan” di belakang nama PDI untuk membedakan dengan PDI produk abal-abal.

Suara PDI benar-benar gembos, dan sebagian suaranya mengalir ke PPP karena fenomena Mega Bintang yakni uapaya cerdas Mudrick Sangidu yang menggaet suara pro Megawati ke dalam PPP.

Golkar semakin mendomisasi kemenangan dengan raihan suara 74,51 persen, PPP dengan 22,43 sementara PDI hanya meraup 3,06 persen.

Baca juga: Rangkaian Peristiwa Pasca Kudatuli 27 Juli 1996...

Tradisi opisisi yang dikembangkan PDI Perjuangan berbuah hasil dengan kemenangan di Pemilu 1999. PDI Perjuangan menang dengan 33,74 persen, Golkar 22,43 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa 12,61persen.

Sejarah membuktikan, kemenangan PDI Perjuangan tidak linear dengan keberhasilan mengantarkan Megawati sebagai presiden. Justru Abdurahman Wahid yang memegang tampuk kekuasaan berkat “akal bulus” Amien Rais dengan Poros Tengahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com