Komunikasi birokrasi tidak mengedepankan diksi-diksi yang menarik dan kekinian, penuh simbol dan jargon yang multitafsir.
Aksi-aksi perampasan jenazah penderita Covid oleh kerabat dan warga di berbagai daerah masih kerap terjadi.
Selain tidak mengerti akan bahaya penularan virus Corona, warga tetap ngeyel karena selama ini tidak mendapat pesan kesehatan yang benar dari pemerintah dan lebih didominasi oleh pengetahuan “liar” yang didapat dari media sosial yang tidak terverifikasi kebenarannya.
Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj yang meyesalkan pemerintah tidak melibatkan nadhliyin sejak awal merebaknya pandemi (Kompas.com, 23/07/2021) menjadi indikasi kelemahan strategi komunikasi birokrasi.
Baca juga: Ketum PBNU Kritik Penanganan Pandemi yang Tak Libatkan Masyarakat
NU baru digaet pemerintah saat tengah gencar menyukseskan program vaksinasi di belakang hari. Padahal, jaringan kyai berpengaruh yang terafiliasi dengan NU sangat besar dan luas.
Di masyarakat rural, masih tertancap kuat doktrin, ”apa yang dikatakan kyai adalah kebenaran mutlak yang tidak terbantahkan”.
Beruntung kita masih punya Ustaz Das-ad Latid, Tuanku Guru Bajang, Gus Miftah atau kyai muda Zubaedi Raqib yang begitu logis dan bernas mengisi ceramah dan tauziahnya soal Covid. Mereka lebih diterima di akar rumput ketimbang penjelasan juru bicara resmi Satgas Covid-19.
Target dua juta vaksinasi dalam sehari seperti yang dicanangkan Jokowi harus kita dukung penuh karena terbukti program vaksinasi sangat berkorelasi dengan kekebalan imun tubuh sehingga mengurangi potensi kematian.
Kelemahan strategi komunikasi vaksinasi harus dibenahi dengan terus memperhatikan dinamika yang terjadi masyrakat. Sifat komunikasi itu sendiri kenyal, tidak rigid dan kaku.
Mungkin kisah dalam film Pacth Adam (1998) yang dibintangi Robbin Williams dan Monica Potter serta dibesut sutradara Tom Shadyac patut ditonton (ulang) oleh para tenaga kesehatan yang terlibat dalam program vaksinasi dan pengambil kebijakan kesehatan di negeri ini.
Betapa penggunaan humor dan memperlakukan pasien sebagai “jiwa” adalah kunci sukses dari sebuah tindakan kesehatan.
"Tugas kita adalah meningkatkan kualitas hidup pasien, tidak hanya menunda kematian. Anda menangani penyakit, bisa menang bisa kalah. Anda menangani orang, saya jamin Anda akan menang, tidak peduli apa pun hasilnya."
Kutipan-kutipan tersebut dilantangkan Robin Williams saat memerankan Dokter Patch Adams dalam film Patch Adam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.