JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemerintah berupaya terus meningkatkan obat-obatan untuk terapi pasien Covid-19 melalui perusahaan farmasi BUMN.
Dia mengungkapkan, hingga September 2021 nanti total produksi untuk masing-masing jenis obat Covid-19 bisa mencapai belasan hingga puluhan juta.
"Secara produksi (obat-obatan) akan terus kita tingkatkan. Insya Allah sampai September itu total produksi untuk Azithromycin 12 juta hampir 13 juta. Lalu Zinc hampir 15 juta, Paracetamol 30 juta," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual usai rapat terbatas kabibet pada Senin (26/7/2021).
Baca juga: Cegah Penimbunan, Pembelian Obat Covid-19 Akan Dikuota dan Sesuai Resep Dokter
Kemudian, untuk produksi vitamin C akan mencapai 77 juta, Ambroxol sebanyak 26 juta, vitamin D3 mencapai 20 juta.
Lalu produksi Oseltamivir sebanyak 32 juta dan Favipiravir 83 juta.
"Kita sekarang secara produksi in line, bahan baku juga terkontrol. Tapi ini yang saya sampaikan angka-angka yang diproduksi bumn, di luar (produksi) swasta," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erick juga mengungkapkan, pemerintah akan menetapkan kuota pembelian obat-obatan Covid-19.
Hal ini bertujuan mengah penimbunan obat oleh oknum tertentu.
Baca juga: Pimpinan DPR: Jangan Sampai Ada Penimbunan Obat Terapi Covid-19
Meski demikian, dia menegaskan tidak ingin menyalahkan pihak-pihak tertentu.
Untuk menghindari adanya monopoli pembelian obat dalam jumlah besar, nantinya distribusi obat akan diatur menurut kebutuhan RS atau Kementerian Kesehatan.
Erick lantas menjelaskan jumlah ketersediaan obat-obatan dan vitamin untuk pasien Covid-19 yang tersedia saat ini hingga Agustus 2021.
Untuk Azithromycin pemerintah menyiapkan sebanyak 980.000, lalu Zinc sebanyak 1,2 juta dan paracetamol 2,3 juta.
Baca juga: Kasus Penimbunan Obat Covid-19 PT ASA: 13 Orang Diperiksa, Belum Ada Tersangka
Sementara itu, vitamin C tersedia sehanyak 7,6 juta dan vitamin D tersedia sebanyak 1,6 juta.
Kemudian untuk Oseltamivir tersedia sebanyak 7,7 juta, Favipiravir 4 juta dan Avicov 1,5 juta.
"Untuk obat-obatan, kami proyeksi hingga dua bulan ke depan, kita fokus ke apotek yang dikelola BUMN lalu order dari Kementerian Kesehatan, keperluan holding RS BUMN dan paket 2 juta (obat gratis isoman) yang BUMN suplai ke TNI untuk PPKM," ujar Erick.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.