Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Daerah Kekurangan Stok Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Pemerintah

Kompas.com - 23/07/2021, 13:47 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komunikasi Publik Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Arya Sinulingga menyebut, kecepatan penyerapan vaksin antara satu kabupaten/kota dengan lainnya tidak merata.

Hal itulah yang menyebabkan sejumlah daerah mengalami kekurangan stok vaksin.

"Kadang-kadang juga kita lihat kenapa bisa ya provinsi tersebut vaksinnya masih ada stoknya, tapi kok ada daerah yang kurang," kata Arya dalam siaran langsung Instagram Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman (@fadjroelrachman), Jumat (23/7/2021).

"Karena apa? Karena ada kabupaten/kota yang (vaksinnya) teserap cepat, ada kabupaten/kota yang nggak terserap cepat," tutur Staf Khusus Menteri BUMN itu.

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Sleman Menipis, Diperkirakan Akan Habis dalam 4 Hari

Arya mengatakan, proses distribusi vaksin Covid-19 disalurkan oleh PT Bio Farma (Persero) ke 34 provinsi di Tanah Air. Selanjutnya, provinsi menyalurkan ke seluruh kabupaten/kota hingga ke tingkat Puskesmas.

Apabila jumlah vaksin di suatu kabupaten/kota masih ada yang belum digunakan, kata Arya, vaksin itu tak bisa ditarik kembali untuk menutupi keosongan stok vaksin di kabupaten/kota lainnya.

Sebab, distribusi vaksin sudah dihitung secara proporsional. Hanya saja, penyerapan yang tidak merata menyebabkan munculnya kekurangan stok vaksin.

"Jadi bisa di suatu daerah misalnya sudah ada 500.000 vaksin, tapi yang tervaksin baru 300.000. Ke mana yang 200.000 kok nggak dipakai? Padahal ini provinsi masih minta (vaksin) juga karena ada yang kurang. Sudah disebar merata, proporsional sesuai jumlahnya, ada yang cepat penyuntikan, ada yang lama," terang Arya.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Bima Arya Laporkan Kelangkaan Oksigen hingga Minta Distribusi Vaksin Covid-19 Dipercepat

Arya menyebut, tidak meratanya penyerapan vaksin disebabkan karena masih ada masyarakat di sejumlah daerah yang enggan divaksin. Sementara, di daerah lainnya permintaan akan vaksin tinggi.

Kendati demikian, Arya meminta masyarakat tak khawatir soal stok vaksin. Ia memastikan bahwa persediaan vaksin di Tanah Air mencukupi.

Hingga saat ini, total vaksin Covid-19 yang sudah diterima RI mencapai 151 juta dosis. Dari angka tersebut, sebanyak 127,9 juta dosis merupakan vaksin jadi.

Sisanya berupa vaksin dalam bentuk bulk atau bahan baku yang tengah diproses oleh PT Bio Farma.

"Sebenarnya ketersediaan vaksin nggak perlu dikhawatirkan," kata Arya.

Baca juga: Solo Minta Tambahan 50.000 Dosis Vaksin, Kejar Target 5.000 Per Hari

Untuk diketahui, vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Program tersebut hingga kini masih terus berjalan menyasar berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga lansia.

Pemerintah menargetkan, vaksinasi dapat menyasar 208.265.720 penduduk Tanah Air.

Presiden Joko Widodo pun berulang kali menginstruksikan jajarannya agar terus mempercepat vaksinasi. Ia ingin, ke depan angka vaksinasi mampu mencapai 5 juta suntikan per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com