“Pekerja anak di Indonesia karakteristiknya berhubungan dengan daerah masing-masing. Bali misalnya, angka pekerja anak perempuan lebih tinggi karena berkaitan dengan daerah. Sementara pekerja anak di Papua didominasi anak dengan tingkat pendidikan rendah artinya ada hubungan dengan pendidikan di sana,” terangnya.
Tak sampai di situ, kasus kekerasan terhadap anak juga meningkat selama pandemi. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat, ada 4.116 kasus kekerasan pada anak pada periode 1 Januari hingga 31 Juli 2020 yang juga terjadi pada saat pandemi.
Baca juga: Jokowi: Selamat Hari Anak Nasional, Tetap Semangat Belajar dan Bermain di Rumah
Kekerasan tersebut berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, perdagangan orang dan penelantaran.
Untuk itu, Mufida menekankan selain fokus pada persoalan penanganan pandemi pada anak, pemerintah diminta bisa membagi fokus untuk mengurangi dampak persoalan anak yang masih menggunung.
"Apalagi selain persoalan Covid, sebenarnya itu adalah masalah klasik yang ternyata belum progres penurunan angka. Kita harapkan lintas sektor kementerian bisa membagi fokus agar generasi kita ke depan tidak menjadi lost generation apalagi ditambah pendidikan anak dipertaruhkan dengan sekolah masih tutup,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.