Dwikorita memaparkan, SLI yang diselenggarakan BMKG menjangkau hampir semua provinsi di Indonesia.
Materi yang diberikan selama SLI mencakup pengenalan alat ukur cuaca dan iklim, pemahaman informasi prakiraan iklim/musim dan Iklim ekstrem, tata cara pengamatan unsur cuaca dan agro-ekosistem, mengenal perbedaan cuaca dan iklim, serta proses pembentukan hujan dan iklim dan tanaman.
"Ini semua dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisasi kerugian akibat 'salah tanam' karena data dan informasi yang terkait prediksi dan prakiraan cuaca seperti peringatan dini cuaca ekstrem dapat diterima secara real time," tuturnya.
Sementara itu, di sektor konstruksi dan tata ruang, Dwikorita mengatakan, data dan informasi yang dimiliki BMKG menjadi rujukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Contohnya, perencanaan pembangunan di daerah rawan bencana, pembangunan infrastruktur tahan gempa, pembangunan jalur evakuasi bencana, dan lain sebagainya.