JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi meminta pemerintah tidak angkat tangan dalam menangani pandemi Covid-19, terutama terkait peningkatan testing dan tracing (pelacakan) kasus.
Ia menyadari ada pertanyaan publik terkait menurunnya kasus Covid-19 yang dibarengi dengan turunnya kuantitas atau jumlah pemeriksaan spesimen.
"Ini memang tugas dan pekerjaan yang berat bagi pemerintah. Pemerintah jangan sampai menyerah apalagi terkesan angkat tangan," kata Nurhadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Penurunan Testing Covid-19, Airlangga: Sebagian Laboratorium Libur
Politisi Partai Nasdem ini meminta pemerintah menaikkan kuantitas testing dan pelacakan untuk mendapatkan hasil atau kondisi yang sebenarnya.
Dia menekankan, jangan sampai publik beranggapan bahwa penanganan Covid-19 dilakukan tanpa pemeriksaan, terlebih jika ada dugaan terdapat permainan angka.
"Upaya testing, tracing dan treatment yang sudah dilakukan selama ini jangan sampai diturunkan kuantitasnya. Justru kalau bisa ditingkatkan dan lebih masif. Kita berharap penanganan Covid ini dilakukan benar secara medis dan ilmiah, bukan diagnosa tanpa pemeriksaan, apalagi permainan angka," tutur dia.
Nurhadi menambahkan, peningkatan testing dan tracing saat fase meningkatnya penularan virus corona sangat diperlukan.
Menurut dia, hal itu agar upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona bisa dilakukan dengan baik, terutama dalam menentukan atau mengambil kebijakan.
"Peningkatan kapasitas testing dan tracing Covid-19 tentu harus diimbangi dengan kecepatan dan ketepatan input data hasil testing dan tracing tersebut. Hal ini untuk mendapatkan kondisi penyebaran virus corona yang sebenarnya," kata Nurhadi.
"Dengan demikian upaya pengendalian yang dilakukan para pemangku kepentingan tepat sasaran," sambung dia.
Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Terkait Peningkatan Testing di Daerah Padat Penduduk
Nurhadi memahami, pemerintah akan sangat menguras tenaga dalam penanganan Covid-19. Selain itu, dibutuhkan kerja keras yang lebih ekstra untuk menangani Covid-19.
Kendati demikian, ia meyakini bahwa upaya-upaya keras tersebut akan berefek langsung pada perkembangan kasus Covid-19, yaitu bangkitnya Indonesia dari pandemi.
"Saya yakin, ikhtiar ini bukanlah sesuatu yang utopis. Insya Allah negara kita bisa segera bangkit dan terbebas dari Covid-19," harap dia.
Diberitakan, kasus Covid-19 di Indonesia terlihat mengalami penurunan pada Minggu (18/7/2021) yaitu dengan penambahan kasus baru mencapai 44.721 kasus.
Padahal, empat hari sebelumnya angka penambahan kasus baru Covid-19 selalu melewati 50.000 kasus dalam sehari.
Sayangnya, penurunan kasus tersebut dibarengi dengan angka testing yang juga menurun.
Baca juga: Pemerintah Akan Tingkatkan Testing di Daerah Padat Penduduk Wilayah Aglomerasi
Berdasarkan catatan Kompas.com, pemeriksaan spesimen pada Minggu sebanyak 192.918 spesimen Covid-19 dari 138.046 orang.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari empat hari sebelumnya yang jumlah tes bisa melewati 240.000 spesimen. Pada Sabtu (17/7/2021) tercatat sebanyak 251.392 spesimen dan Jumat (16/7/2021) sebanyak 258.532 spesimen.
Penurunan pemeriksaan spesimen tersebut juga terjadi pada Senin (19/7/2021) dengan 160.686 spesimen dari 127.461 orang.
Pada Selasa, pemeriksaan spesimen tercatat 179.275 sampel dari 114.674 orang.
Penurunan kasus yang dibarengi penurunan pemeriksaan spesimen ini terjadi usai Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli.
Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan kembali membuka pembatasan secara bertahap pada 26 Juli jika tren kasus menurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.