JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan, pemerintah akan mengonversi 80 persen produksi oksigen untuk kebutuhan medis.
Langkah tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19 yang belakangan melonjak tajam.
"Melalui konversi ini maka jumlah oksigen yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton," kata Nadia melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).
Selain produksi dalam negeri, kata Nadia, kebutuhan oksigen di Tanah Air juga dipenuhi dari donasi sejumlah negara. Sumbangan itu berasal dari Singapura, Australia, hingga China.
Bantuan oksigen tersebut nantinya akan disalurkan ke daerah-daerah yang mencatatkan kasus Covid-19 tinggi.
Baca juga: RS Khusus Covid-19 di Bukittinggi Penuh, Oksigen Mulai Langka, Satgas Mulai Kewalahan
"Strategi pemerintah menambah pasokan oksigen serta mengupayakan agar penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi dan ini harus dilakuan percepatan," ujar Nadia.
Sebelumnya, Nadia menjelaskan bahwa kapasitas produksi oksigen di Tanah Air mencapai 866.000 ton per tahun dengan utilisasi sebesar 639.900. Dari angka itu, alokasi untuk memenuhi kebutuhan medis semula hanya 25 persen.
Oleh karenanya, industri gas nasional dan Kementerian Perindustrian bakal mengonversi sebagian besar oksigen industri ke oksigen medis.
Menurut Nadia, pemenuhan oksigen akan dimaksimalkan di 7 provinsi di Jawa-Bali mengingat peningkatan kasus Covid-19 di kedua pulau itu mencapai 6-8 kali lipat.
"Sampai saat ini tentunya kebutuhan untuk mensuplai oksigen di Jawa-Nali sebanyak 2.262 ton terus diupayakan dan dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan," kata dia.
Sementara, Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mengimpor 40.000 ton oksigen likuid dalam waktu dekat.
Baca juga: Jamin Pasokan RS Lancar, Pemkab Bogor Bentuk Posko Ketersediaan Oksigen
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19.
"Kita proses impor 40.000 ton oksigen likuid untuk kita gunakan ke depan. Kita jaga-jaga. Walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021).
Selain itu, Luhut mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah setuju Indonesia mengimpor 50.000 unit oksigen konsentrator. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi penggunaan oksigen likuid.
Oksigen konsentratror akan dipinjamkan ke rumah-rumah pasien Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri.
"Sekarang kita sudah punya beberapa ribu, mungkin mendekati 10.000 tabung. Itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus (Covid-19) yang ringan," ujar Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.