Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Persen Oksigen Dikonversi untuk Medis, Penambahan Stok Capai 575.000 Ton

Kompas.com - 15/07/2021, 07:46 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan, pemerintah akan mengonversi 80 persen produksi oksigen untuk kebutuhan medis.

Langkah tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19 yang belakangan melonjak tajam.

"Melalui konversi ini maka jumlah oksigen yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton," kata Nadia melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).

Selain produksi dalam negeri, kata Nadia, kebutuhan oksigen di Tanah Air juga dipenuhi dari donasi sejumlah negara. Sumbangan itu berasal dari Singapura, Australia, hingga China.

Bantuan oksigen tersebut nantinya akan disalurkan ke daerah-daerah yang mencatatkan kasus Covid-19 tinggi.

Baca juga: RS Khusus Covid-19 di Bukittinggi Penuh, Oksigen Mulai Langka, Satgas Mulai Kewalahan

"Strategi pemerintah menambah pasokan oksigen serta mengupayakan agar penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi dan ini harus dilakuan percepatan," ujar Nadia.

Sebelumnya, Nadia menjelaskan bahwa kapasitas produksi oksigen di Tanah Air mencapai 866.000 ton per tahun dengan utilisasi sebesar 639.900. Dari angka itu, alokasi untuk memenuhi kebutuhan medis semula hanya 25 persen.

Oleh karenanya, industri gas nasional dan Kementerian Perindustrian bakal mengonversi sebagian besar oksigen industri ke oksigen medis.

Menurut Nadia, pemenuhan oksigen akan dimaksimalkan di 7 provinsi di Jawa-Bali mengingat peningkatan kasus Covid-19 di kedua pulau itu mencapai 6-8 kali lipat.

"Sampai saat ini tentunya kebutuhan untuk mensuplai oksigen di Jawa-Nali sebanyak 2.262 ton terus diupayakan dan dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan," kata dia.

Sementara, Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mengimpor 40.000 ton oksigen likuid dalam waktu dekat.

Baca juga: Jamin Pasokan RS Lancar, Pemkab Bogor Bentuk Posko Ketersediaan Oksigen

Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19.

"Kita proses impor 40.000 ton oksigen likuid untuk kita gunakan ke depan. Kita jaga-jaga. Walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021).

Selain itu, Luhut mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah setuju Indonesia mengimpor 50.000 unit oksigen konsentrator. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi penggunaan oksigen likuid.

Oksigen konsentratror akan dipinjamkan ke rumah-rumah pasien Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri.

"Sekarang kita sudah punya beberapa ribu, mungkin mendekati 10.000 tabung. Itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus (Covid-19) yang ringan," ujar Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com