Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pernyataan Mensos Risma Dinilai Tebalkan Stigmatisasi terhadap Papua...

Kompas.com - 15/07/2021, 07:30 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kemarahan Menteri Sosial Tri Rismaharini pada sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Sosial yang bertugas di Balai Wyata Guna Bandung, Selasa (13/7/2021) menimbulkan kontroversi.

Sebab Risma sempat mengatakan akan memindahkan para ASN yang dinilainya tidak responsif dalam bekerja ke Papua.

Pernyataan Risma itu disayangkan banyak pihak karena dinilai diskriminatif dan tidak menganggap Papua sebagai daerah yang sejajar dengan wilayah lain di Indonesia.

Kronologi kemarahan Risma

Kemarahan Risma berawal dari ketidaksukaannya disambut dengan menggunakan organ tunggal di Balai Wyata Guna Bandung.

Mantan Wali Kota Surabaya itu lantas meminta agar organ tunggal itu disingkirkan.

Selanjutnya Risma melakukan pengecekan ke dapur umum di lokasi yang sama karena selama pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat berlangsung, Balai Wyata Guna dipakai sebagai dapur umum.

Baca juga: Ancaman Risma Dinilai Posisikan Papua Tak Setara dengan Daerah Lain

Dapur umum itu difungsikan untuk memasak telur yang akan dibagikan pada warga dan petugas selama PPKM darurat berlangsung.

Namun ia justru menemukan bahwa peralatan dapur umum tidak lengkap dan sejumlah ASN tidak membantu pekerjaan di dapur umum.

Melihat kondisi tersebut Risma naik pitam dan meminta para ASN lebih peka dalam kondisi saat ini.

“Rakyat lagi susah sekarang, tenaga-tenaga kesehatan semua susah, tapi semua teman-teman kayak priayi semua. Maunya duduk tempat dingin, enggak mau susah-susah. Ayolah kita peduli, jangan jadi priayi. Semuanya polisi ada di jalan, semua jaga, teman-teman enak duduk di dalam. Di mana perasaan kalian,” ucap Risma.

Risma lalu mengatakan jika kinerja para ASN itu tidak berubah, maka ia akan memindahkannya ke Papua.

Baca juga: Risma Ancam Pindahkan Anak Buah ke Papua, Kemensos Sebut untuk Memotivasi Keluar Zona Nyaman dan Tingkatkan Empati

“Saya tidak mau lihat seperti ini. Kalau seperti ini, saya pindahkan ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau enggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka,” tuturnya.

Tebalkan stigmatisasi pada Papua

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai pernyataan Risma menebalkan stigmatisasi pada Papua dan masyarakatnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com