Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Seruan Tak Unggah Berita Covid-19, Anggota DPR: Informasi Apa Adanya Harus Disampaikan

Kompas.com - 14/07/2021, 21:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial berupa ajakan bagi masyarakat di sejumlah daerah untuk memberhentikan penyebaran informasi terkait Covid-19.

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, untuk merespons mengenai hal tersebut, masyarakat perlu bijak dalam menyikapinya.

"Saya kira kita harus bijak ya menyikapi terhadap berita apapun terkait perkembangan Covid-19. Covid ini harus ditanggapi dengan sesuatu yang bijak," kata Rahmad saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/7/2021).

Baca juga: 500 Hari Pandemi Covid-19, Upayakan Kompleks Wakil Rakyat Jadi RS Darurat

Menurut Rahmad, masyarakat harus sadar dan mengerti mana berita yang benar dan mana berita bohong yang dibuat memang untuk memperkeruh suasana.

Ia menilai, saat ini masyarakat perlu menyadari bahwa berita atau informasi yang benar berasal dari pemerintah, baik itu pembaruan informasi terkait perkembangan kasus Covid-19 hingga pengendalian pandemi.

"Sampaikanlah berita-berita yang bagaimana saling mengingatkan, saling menguatkan, bagaimana tata aturan terhadap perkembangan pengendalian Covid-19 yang sumbernya itu dari pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, masyarakat perlu menghindari berita-berita bohong atau hoaks yang identik menimbulkan pro dan kontra.

Ia mengatakan, berita-berita bohong yang sengaja dibuat itu memang bertujuan membuat masyarakat khawatir.

"Justru berita-berita seperti itu yang harus diperangi, berita-berita yang tidak benar, berita-berita yang hoaks. Itu yang harus kita perangi," terang dia.

Di sisi lain, Rahmad mengetahui bahwa banyak masyarakat yang lantas khawatir lantaran mendengar setiap harinya berita mengenai Covid-19.

Namun, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir atau takut. Sebab, berita-berita itu memang benar adanya dan harus disampaikan agar masyarakat semakin waspada untuk bersama memerangi Covid-19.

"Berita apa adanya ya harus kita sampaikan kepada masyarakat terkait korban jiwa, terkait situasi kekinian, terkait berapa jumlah pasien yang terpapar Covid-19. Itu dengan tujuan bahwa masyarakat kita tahu bagaimana situasi dan kondisi, bagaimana situasi dan kondisi saat ini, terkini, ter-update," tuturnya.

"Sehingga, kita semakin waspada, semakin gotong royong, semakin bahu membahu. Tidak perlu takut, tidak perlu kita takut terhadap situasi," sambung dia.

Selain mengajak masyarakat tidak takut terkait pemberitaan yang benar soal situasi Covid-19, Rahmad juga mengingatkan agar semua pihak tetap patuh dan taat terhadap protokol kesehatan.

Ia meyakini, apabila masyarakat menjalankan atau disiplin protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, maka tidak perlu ada ketakutan terhadap pemberitaan Covid-19.

"Justru yang menjadi takut adalah ketika berita berita besar, ketika berita berita saudara kita yang gugur, tetapi kita tetap abai. Masyarakat tetap tidak mengindahkan terhadap protokol kesehatan," kata Rahmad.

Rahmad berpendapat, pemerintah dan media massa atau sumber pemberitaan yang terpercaya juga harus terus digelorakan.

Menurutnya, peran pemerintah dan media dalam menyampaikan pemberitaan atau informasi yang benar serta apa adanya justru bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan bahaya Covid-19.

"Itu yang harus kita gelorakan. Kita sampaikan, ini lho dampaknya bila masyarakat, seluruh warga masih banyak yang abai terhadap protokol kesehatan seperti berkerumun, dan masih banyaknya mobilitas ini, otomatis berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19," jelasnya.

Rahmad mengingatkan semua pihak soal jihad nasional melawan Covid-19. Ia mencontohkan, jihad nasional dapat dilakukan dengan saling memberikan semangat, saling mengingatkan, saling memberikan masukan bagaimana hidup sehat.

Lalu, semua pihak juga harus bersama saling mengingatkan agar menghindarkan berita-berita hoaks dan meresahkan.

"Tapi harus kita ingat, sekali lagi, dengan kita mendapatkan informasi kekinian terhadap situasi kondisi di Indonesia, itu akan menambah kewaspadaan kita, itu akan menambah solidaritas kita. Menambah semangat kita untuk bergotong royong bersama memenangkan peperangan melawan Covid-19," tegasnya.

Di sisi lain, Rahmad mengingatkan kepada semua pihak, terkhusus mereka yang kerap menyampaikan pendapat agar tidak saling menyalahkan terkait penanganan pandemi.

Sebab, hal-hal itu justru dinilainya akan membuat masyarakat terbelah dan mengganggu jalannya penanganan pandemi.

"Saatnya kita bersatu padu, ayo sampaikan informasi yang sejuk, baik para pengamat, politisi, para akademisi maupun semuanya yang sering berkomentar di media. Ayo beri semangat spirit kesejukan, dengan semangat itu kita yakin bisa mengendalikan Covid-19," imbuh dia.

Sebelumnya, narasi-narasi ajakan untuk masyarakat berhenti menyebarluaskan berita Covid-19 mengemuka dan menjadi topik pembicaraan di media sosial, salah satunya Twitter.

Baca juga: Beredar Poster Ajakan Tak Unggah Berita tentang Covid-19, Ini Kata Psikolog

Bahkan, narasi-narasi itu menuliskan ajakan bagi masyarakat di sejumlah daerah misalnya Kabupaten Lamongan, Kabupaten Nganjuk, Purbalingga, dan Gresik.

Salah satu isi narasi tersebut berbunyi 'Warga Kab. Lamongan kompak untuk tidak upload berita tentang Covid. Biar masyarakat tenang, tentram. Stop info Covid'.

Narasi itupun lengkap dengan tagar #StopMembuatKepanikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com