JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis di berbagai belahan dunia. Krisis terjadi bukan hanya di bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial.
Hal itu Jokowi sampaikan saat berpidato dalam Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB (ECOSOC) secara virtual, Selasa (13/7/2021).
"Di dunia 255 juta orang kehilangan pekerjaan, di dunia 110 juta orang kembali ke jurang kemiskinan," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).
"Dan di seluruh dunia, 83 hingga 132 juta orang terancam kelaparan dan mengalami malnutrisi," tuturnya.
Baca juga: Jokowi: Kesenjangan Akses Vaksin Covid-19 di Dunia Masih Sangat Lebar
Jokowi mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia semakin mempersulit tercapainya target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). Bahkan, berbagai kemajuan yang telah dicapai dunia tergerus akibat pandemi.
Dalam situasi sulit seperti ini, kata Jokowi, harus dilakukan cara-cara yang luar biasa. Ia berharap seluruh negara dapat saling bekerja sama.
"Kerja sama dan solidaritas harus dipertebal dan inovasi harus ditingkatkan. No country can progress until all country progress," ujarnya.
Jokowi pun mengusulkan beberapa pemikiran. Pertama, dilakukan percepatan realisasi kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi seluruh negara.
Ia menyebut, kesenjangan akses vaksin di dunia masih sangat lebar. Padahal, vaksin merupakan harapan untuk mempercepat dunia keluar dari krisis kesehatan.
Baca juga: Saat Jokowi Ditanya Pengaruh PPKM terhadap Kenaikan Covid-19 oleh Siswa SMA...
Kedua, perhatian dan bantuan dunia terhadap kelompok rentan seharusnya ditingkatkan. Jaminan perlindungan sosial merupakan bagian dari upaya pemulihan dari pandemi.
Berikutnya, Jokowi menekankankan pentingnya pemulihan ekonomi dunia secara bersama-sama. Roda perekonomian dunia, kata dia, harus mulai bergerak bersama tanpa mengorbankan aspek kesehatan.
Terakhir, presiden berharap agar kemitraan global dapat terus diperkuat. Dalam situasi seperti ini, kata dia, komitmen kerja sama harus dipertebal.
"Prinsip no one left behind harus diwujudkan dalam bentuk nyata, kita harus berkomitmen untuk menghindari “me first policy”," kata Jokowi.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah melanda dunia selama lebih dari dua tahun. Di Indonesia sendiri, kasus pertama virus corona diumumkan pada 2 Maret 2020.
Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Door to door Bagus Sekali, Kita Mendatangi Rumah-rumah
Setahun lebih berlalu, RI belum juga terbebas dari pandemi. Justru, kasus Covid-19 belakangan meningkat sangat tajam.
Pada Selasa (13/7/2021), penambahan kasus Covid-19 bahkan mencapai yang tertinggi selama pandemi. Dalam kurun waktu 24 jam, pasien baru virus corona bertambah 47.899 orang.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 2.615.529 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan oleh presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.