Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/07/2021, 12:42 WIB

KOMPAS.com – Anggota Tim Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Yani mengimbau kepada generasi muda sebagai calon orangtua agar mulai memperhatikan gaya hidup sehat sejak dini.

Menurutnya, gaya hidup tidak sehat akan memengaruhi kondisi kehamilan sehingga berpotensi melahirkan bayi dengan gangguan tumbuh kembang atau stunting.

“Stunting tidak hanya dipicu oleh pemenuhan nutrisi saat bayi dalam kandungan, melainkan juga karena kondisi kesehatan kedua orangtua,” ujar Yani, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (12/7/2021).

Untuk itu, kata dia, edukasi mengenai stunting diperlukan para remaja sedari dini. Salah satunya dengan cara pemenuhan segala aspek penunjang kesehatan sebelum berkeluarga.

Baca juga: Lahirkan Generasi Masa Depan Bebas Stunting, Kemenkominfo Gelar Forum Kepoin GenBest

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam forum “Kepoin Generasi Bersih dan Sehat (GenBest)” di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) secara virtual, Jumat (9/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Yani turut mengimbau agar generasi muda menghindari pernikahan dini. Untuk usia ideal dalam pernikahan bagi wanita minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

“Pada usia tersebut pasangan akan lebih matang secara organ fisik reproduksi, emosional, psikologis, dan ekonomi,” ucap Yani.

Penuhi kebutuhan asupan nutrisi

Pada kesempatan yang sama, salah satu narasumber ahli, Anton Tanjung berpesan agar para remaja harus mulai memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi.

Sebagai penerus bangsa, sebut dia, memenuhi asupan nutrisi dinilai penting karena pada usia remaja perkembangan terjadi lebih optimal.

“Di usia remaja merupakan masa dimana perkembangan fisik dan tubuh cenderung berubah dengan sangat cepat. Secara tidak langsung hal tersebut menuntut remaja untuk mencukupi asupan nutrisi dengan baik,” ujar Anton.

Selain pemenuhan gizi, ia meminta agar edukasi pencegahan stunting dapat dipahami dengan baik oleh remaja sebagai generasi muda. Utamanya, pemahaman mengenai pemenuhan nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Baca juga: Menko PMK: Peran Keluarga Kunci Penurunan Stunting

Anton menambahkan, pemenuhan nutrisi sedari remaja sama pentingnya pada saat masa mengandung.

“1000 hak pasien dan keluarga (HPK) memegang peranan penting dalam pencegahan stunting. Sebab, di fase tersebut 70-80 persen pertumbuhan otak seseorang sedang berlangsung,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Anton, pemenuhan nutrisi harus disiapkan dengan baik oleh para calon orangtua sedari awal.

Langkah pemerintah atasi permasalahan gizi

Untuk diketahui, saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan mengenai permasalahan gizi. Salah satunya adalah stunting yang memengaruhi kualitas hidup generasi muda di masa mendatang.

Padahal, masa depan bangsa dipertaruhkan di pundak generasi muda untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan maju.

Oleh karenanya, pemerintah saat ini berupaya untuk mewujudkan tercapainya cita-cita besar Indonesia yang maju dengan menjaga kualitas generasi muda bebas stunting.

“Untuk itu, kami mengadakan kampanye nasional sebagai langkah menurunkan prevalensi stunting,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Wiryanta, Jumat (9/7/2021) secara virtual.

Baca juga: Apa Itu Stunting dan Dampaknya pada Tumbuh Kembang Anak?

Adapun tujuan kampanye itu, sebut dia, untuk membangun kesadaran dalam pencegahan stunting, khususnya bagi generasi muda,

Wiryanta menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia, angka prevalensi stunting pada 2019 sebesar 27,67 persen.

Wiryanta menilai, angka tersebut masih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni 20 persen.

Ia menyatakan, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan target prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024.

Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Wapres Minta BKKBN Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga

“Tujuan penurunan stunting ini adalah untuk menyongsong bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030 mendatang. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkompetensi, dapat bersaing secara global, serta berkepribadian Indonesia,” ujar Wiryanta.

Untuk mewujudkan “Indonesia Emas,” imbuh dia, Kemenkominfo menyelenggarakan “Kepoin Genbest” di berbagai daerah prioritas stunting.

Salah satunya digelar di Bondowoso, Jatim, dengan menyasar para remaja dan ibu muda agar dapat memahami dan peduli terhadap isu stunting sejak dini.

Baca juga: Peringati Hari Keluarga Nasional, BKKBN Ajak Seluruh Keluarga Selamatkan Anak dari Stunting

“Kami optimis dapat mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024. Hal ini tidak akan mustahil apabila semua elemen masyarakat dapat bersama bergotong royong untuk sadar bahwasanya stunting adalah ancaman dan harus dicegah bersama,” imbuh Wiryanta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

MAKI Laporkan Menko Polhukam, Menkeu, dan Kepala PPATK ke Bareskrim Siang Ini

MAKI Laporkan Menko Polhukam, Menkeu, dan Kepala PPATK ke Bareskrim Siang Ini

Nasional
Imigrasi Australia Sarankan Indonesia Deteksi Dini Orang Asing Jauh Sebelum Mereka Tiba

Imigrasi Australia Sarankan Indonesia Deteksi Dini Orang Asing Jauh Sebelum Mereka Tiba

Nasional
Panglima TNI Berangkatkan 850 Personel Satgas Monusco untuk Misi Perdamaian di Kongo

Panglima TNI Berangkatkan 850 Personel Satgas Monusco untuk Misi Perdamaian di Kongo

Nasional
KPK Ungkap Modus Korupsi Beras Bansos, Seolah Sudah Didistribusikan padahal Tidak

KPK Ungkap Modus Korupsi Beras Bansos, Seolah Sudah Didistribusikan padahal Tidak

Nasional
Kronologi Kabar Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu, Bermula dari Mahfud MD

Kronologi Kabar Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu, Bermula dari Mahfud MD

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Lebih Kecil di Kalangan Perempuan

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Lebih Kecil di Kalangan Perempuan

Nasional
Hari Ini, KPK dan Dewas Beri Jawaban Gugatan Praperadilan MAKI Terkait Lili Pintauli

Hari Ini, KPK dan Dewas Beri Jawaban Gugatan Praperadilan MAKI Terkait Lili Pintauli

Nasional
Dugaan Korupsi Tukin di Kementerian ESDM: Uang Puluhan Miliar Rupiah untuk Beli Aset dan Suap Pemeriksaan BPK

Dugaan Korupsi Tukin di Kementerian ESDM: Uang Puluhan Miliar Rupiah untuk Beli Aset dan Suap Pemeriksaan BPK

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Survei Litbang "Kompas": Tokoh dengan Pribadi Sederhana Jadi Daya Tarik bagi Perempuan Memilih Capres

Nasional
Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

Polemik Hotel Sultan, Kuasa Hukum PT Indobuildco: Status HGB No 26/Gelora dan HGB No 27/Gelora Sah di Mata Hukum

BrandzView
Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Saat Sri Mulyani Jawab Dugaan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun: Kaget hingga Klaim Tak Semua Terkait Kemenkeu

Nasional
Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Saat Keponakan Wamenkumham Resmi Jadi Tersangka Buntut Pencatutan Nama untuk Minta Uang...

Nasional
Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasib Santunan Gagal Ginjal Akut: Sempat Saling Lempar, Akhirnya Dibahas Empat Kementerian

Nasional
Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Pemerintah Lobi FIFA soal Israel: Sudah Ajukan Syarat, tapi Tidak Diterima

Nasional
Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Kajian TII: Penanganan Pandemi Covid-19 Dominan ke Pemulihan Ekonomi Jadi Sebab Kasus Melonjak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke