Untuk diketahui, pendistribusian daging dengan menggunakan plastik sekali pakai dapat menimbulkan penumpukan sampah yang sulit diurai.
Baca juga: Penumpukan Sampah di Muara Angke, Walhi Bilang Penanganan Dimulai dari Darat
Tidak hanya plastik, limbah dari penyembelihan hewan kurban seperti darah dan kotoran juga dapat mencemari lingkungan.
Fakta tersebut mencerminkan bahwa pengelolaan limbah yang buruk, terutama saat Idul Adha, dapat menimbulkan permasalahan lingkungan berupa penumpukan sampah.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per hari.
Saat Hari Raya Idul Adha, angka tersebut bisa meningkat karena adanya limbah penyembelihan dan pendistribusian daging kurban.
Baca juga: MUI Terbitkan Pedoman Ibadah Idul Adha dan Kurban Saat PPKM Darurat
Pada kesempatan yang sama Dwi Sasetyaningtyas menjelaskan, kerusakan lingkungan dapat terjadi jika peningkatan volume sampah plastik semakin meningkat dan tidak dikelola dengan baik.
Oleh karenanya, ia memberikan beberapa alternatif dalam mengelola sampah dan penggunaan kemasan ramah lingkungan sebagai gaya hidup baru bagi masyarakat.
“Hal ini merupakan tantangan besar bagi seluruh lapisan masyarakat guna menjaga kelestarian lingkungan dan kehidupan manusia pada masa yang akan datang,” ujar Tyas.
Terkait pengelolaan sampah saat Idul Adha, ia mengatakan, inti dari berkurban adalah berbagi kepada orang lain.
Baca juga: Panduan Lengkap Shalat Hari Raya Idul Adha dan Kurban Saat PPKM Darurat
Menurut Tyas, meskipun penggunaan besek lebih mahal, langkah itu merupakan cara berbagi dengan saudara yang lain, seperti pengrajin besek.
“Esensi berkurban adalah berbagi untuk kesejahteraan orang lain. Nilai amal dan sedekah itu tidak berbeda dengan berkurban,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Aryanie Amellina menjelaskan, dampak pencemaran lingkungan terutama sampah plastik juga dapat berpengaruh terhadap anak-anak.
Untuk itu, kata dia, UNICEF Indonesia mempunyai program kampanye pengurangan penggunaan kemasan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Cara BliBli Kurangi Penggunaan Sampah Plastik
Sebagai salah satu kalangan penerima dampak negatif, anak-anak akan turut serta menyuarakan kampanye tersebut.
“Kami terus mengajak anak-anak dan remaja untuk belajar bersama melalui program U-Reporters yang dapat menerima informasi dari UNICEF,” ujar Aryanie.