Narkoba, kata Reza, khususnya sabu-sabu bisa menimbulkan efek "kegembiraan" bagi penggunanya.
"Efek sabu-sabu bagi penggunanya adalah muncul kegembiraan, perasaan penuh semangat, seolah-olah akan bisa bekerja nontsop tanpa istirahat. Dan serba tanda petik positif," katanya.
Meski begitu, apapun alasan Nia dan Ardi menggunakan sabu, menurut Reza adalah tindakan yang salah. Hal itu tetap tidak dibenarkan.
"Apapun alasanya, menyalahgunakan sabu tetap salah," jelas Reza.
Ia mengatakan polisi harus betul-betul mendalami kasus Nia dan Ardi dalam penggunaan sabu. Apakah keduanya benar-benar menggunakan sabu karena alasan pandemi seperti pengakuannya. Atau justru mengada-ngada.
Baca juga: Profil Ardi Bakrie, Konglomerat Suami Nia Ramadhani yang Terjerat Kasus Narkoba
Jika hanya sebatas penyalahgunaan, betapun itu salah, betapapun itu tidak dibenarkan, menurut Reza pendekatan rehab yang dikedepankan.
Namun, jika terbukti sebagai pengedar atau penjual, maka polisi harus melakukan pendekatam yuridistik atau yang menyakitkan.
"Kalau polisi yakin ini karena musabab yang nyata. Masuk akal bila rehab. Kalau mengada-mengada-ada tentu proses hukum yang lebih berat," katanya.
Baca juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Mengaku Baru 5 Bulan Konsumsi Sabu
Saat ditanya apakah Nia dan Ardi punya peluang menyalahgunakan narkoba kembali, Reza menjawab hal itu bisa saja terjadi terlebih jika pandemi Covid-19 ini belum berakhir.
"Suka tidak suka, selama situasi seperti ini kita akan berhadapan dengan risiko para penyalahgunaan narkoba akan menggunakan kembali narkoba itu," ujarnya.
Ditambah jika program rehab tidak berjalan secara optimal. Kegagalan proses rehab juga bisa meningkatkan kembali peluang pengguna untuk menggunakan narkoba kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.