JAKARTA, KOMPAS.com - Alat pendeteksi Covid-19 dengan metode kumur-kumur di tenggorokan bisa jadi alternatif selain tes usap usap lewat hidung dan tenggorokan.
Metode itu bisa dilakukan dengan BioSaliva, yakni produk dikembangkan perusahaan rintisan bioteknologi, Nusantics bekerja sama dengan PT Biofarma.
Kerja sama juga dilakukan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah. Kedua RS itu menjadi tempat uji validasi.
Baca juga: BioSaliva yang Bisa Tes PCR Tanpa Colok Hidung, Klaim hingga Tanggapan Kemenkes dan Epidemiolog
BioSaliva merupakan pelengkap produk sebelumnya yaitu mBioCov19, yang merupakan RT-PCR kit untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2. Alat itu juga dikembangkan Nusantics dan diproduksi Biofarma. Produk mBioCoV-19 pula yang digunakan selama tahapan uji validasi BioSaliva.
Biofarma bersama Nusantics mengklaim bahwa BioSaliva memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat pendeteksi Covid-19 yang beredar di pasaran. Di antaranya:
BioSaliva diklaim akurat dalam mendeteksi virus Covid-19 dalam tubuh seseorang. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Rabu (7/7/2021) menyebut bahwa BioSaliva telah melakukan pengetesan dengan akurasi di atas 99 persen.
"Semua produk sudah kita lakukan pengetesan dengan akurasi yang di atas 99 persen akurasinya," ujarnya.
Baca juga: Penjelasan Eijkman soal Perbedaan BioSaliva dan Tes Usap untuk Deteksi Covid-19
Penggunaan BioSaliva bersama dengan m-BioCov-19 dapat mendeteksi varian baru virus Corona di Indonesia. Di antaranya B 117 (Alpha), B 1.351 (Beta), P.1 (Gamma).
Kemudian varian B 1.617.2 (Delta), B 1.617.1 (Kappa), B 1.525 (Eta), B 1.526 (Iota), B 1.466.2 (varian Indonesia), B 1.427/29 (Epsilon), dan C.37 (Lambda).
BioFarma dan Nusantics menyebut bahwa belum ada produk alat uji Covid-19 di Indonesia yang dapat mendeteksi 10 varian mutasi Covid-19 selain BioSaliva.
Baca juga: Soal BioSaliva, Epidemiolog: Untuk Screening Bisa, tapi Tak Bisa Gantikan PCR
Lebih nyaman
BioFarma juga mengklaim bahwa pengambilan spesimen air liur dengan metode gargle atau berkumur di rongga tenggorokan jauh lebih nyaman dan tidak sakit dibandingkan dengan tes usap melalui hidung-tenggorokan.
Sehingga bisa jadi kontribusi bagi mereka yang kurang nyaman dalam pengambilan sampel melalui hidung-tenggorokan, terutama untuk anak-anak dan lansia yang membutuhkan kenyamanan lebih dalam pengambilan sampel.
Baca juga: BioSaliva, Alat Tes Covid-19 Kumur-kumur, Diklaim Bisa Gantikan Colok Hidung atau Nasofaring
BioSaliva diklaim dapat mendeteksi hingga angka cycle threshold (CT) 40 dan memiliki performa yang sangat baik untuk CT kurang dari 35 dengan sensitivitas hingga 93.57 persen.
Adapun tes usap nasofaring-orofaring dengan PCR kit memiliki sensitivitas hingga 95 persen.
Proses pengambilan sampel melalui BioSaliva kedepannya diklaim dapat dilakukan di area non-medis dengan pengawasan tenaga kesehatan, sehingga mengurangi kerumunan dan menghindari kontak.
Proses pengambilan sampel yang praktis juga memungkinkan pengambilan sampel dalam jumlah yang sangat besar tanpa perlu menambah tenaga medis.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Rabu (7/7/202) mengklaim bahwa BioSaliva nantinya akan dijual dengan harga yang relatif murah daripada harga tes PCR saat ini. Tapi, lebih tinggi dari harga swab test antigen.
Dalam akun resmi Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium (GSI) @gsilab.id, BioSaliva dibanderol dengan harga Rp 799.000 per pengguna selama masa promosi berlangsung.
Baca juga: Kemenkes Belum Pertimbangkan Penggunaan PCR Kumur untuk Penelusuran Kasus Baru Covid-19
Bio Saliva telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021, dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.
Sehingga, per awal Juli 2021, masyarakat sudah bisa mendaftar untuk tes PCR dengan metode gargle tersebut di GSI Lab, Jakarta.
Diharapkan, dalam waktu dekat bisa juga digunakan di seluruh Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.