Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pertamedika: Di Indonesia, 1 Tempat Tidur RS untuk 1.000 Orang

Kompas.com - 06/07/2021, 17:54 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) Pertamina Bina Medika IHC Fathema Djan Rachmat mengatakan, kapasitas tempat tidur rumah sakit tetap menjadi hambatan utama di sektor keseahatan.

Fathema mangatakan, kapasitas tempa tidur rumah sakit terbilang rendah, apalagi jika dibandingkan dengan sejumlah negara di ASEAN.

"Di negara-negara ASEAN, itu sudah 3,3, kita masih 1. Artinya, kita masih 1 tempat tidur diperebutkan oleh 1.000 orang. Itu kondisi kita sekarang. Dibandingkan negara tetangga sudah sampai di 3,3 tempat tidur untuk 1.000 orang," kata Fathema dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Dirut PBM IHC, Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Kadispora Tangsel Positif Covid-19, Kini Dirawat di Rumah Sakit

Ia mengatakan, statistik tersebut merupakan latar belakang bagi Pertamina Bina Medika IHC untuk menambah tempat tidur rumah sakit di Indonesia.

Terlebih, ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah belajar dari pandemi Covid-19 di mana ketersediaan tempat tidur semakin berkurang akibat lonjakan kasus.

"Sehingga pengembangan lima tahun ke depan dari PBM IHC yang merupakan aset negara Indonesia. Kita harus pikirkan bahwa kita perlu menambah tempat tidur ke depannya pak. Kalau kita belajar, lesson learn dari Covid-19 ini maka tempat tidur kita harusnya sudah lebih dari 1 berbanding 1.000," ujarnya.

Selain kapasitas tempat tidur yang masih rendah, ia juga mengungkap data bahwa pasar rumah sakit swasta di Indonesia relatif terfragmentasi.

Namun, rumah sakit swasta dinilainya menangkap pangsa pertumbuhan yang tidak proporsional.

"Pertumbuhan rumah sakit sebenarnya meningkat. Namun peningkatan ini lebih banyak di private daripada di publik," tutur dia.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Amin Ak menekankan kepada Pertamedika atau Pertamina Bina Medika perlu menambah kapasitas tempat tidur mengingat masih rendahnya bed density Indonesia dibanding negara lain.

Namun di sisi lain, ia menilai bahwa Pertamedika juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit sehingga masyarakat tidak pergi berobat ke luar negeri.

"Tapi kan kita juga masih banyak kendala terkait dengan kualitas atau mutu layanan sehingga bukan saja yang dekat dengan Singapura. Ini orang Surabaya juga dikit-dikit berobat ringan ke Penang, ke Johor, ke Singapura," ujarnya.

Untuk itu, dia mempertanyakan Pertamedika apakah hanya ingin meningkatkan kapasitas tempat tidur atau juga meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia.

Pada kesimpulan rapat, Komisi VI DPR akhirnya mendesak Pertamedika untuk mempertahankan standar kualitas pelayanan kesehatan.

Baca juga: Velbed di GOR Kebon Jeruk Dialihkan ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Namun, Pertamedika juga diminta menjamin efektivitas tenaga kesehatan, meningkatkan kapasitas tempat tidur dan alat-alat penunjang kesehatan melalui sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi dan perusahaan BUMN lainnya.

Atas kesimpulan rapat tersebut, Komisi VI bakal mengundang BUMN Farmasi dalam rapat berikutnya.

"Saya rasa ini setuju, besok kita rapat dengan BUMN Farmasi. Kita juga sampaikan ini. Setuju ya," tutur Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung saat membacakan kesimpulan rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com