JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) Pertamina Bina Medika IHC Fathema Djan Rachmat mengatakan, kapasitas tempat tidur rumah sakit tetap menjadi hambatan utama di sektor keseahatan.
Fathema mangatakan, kapasitas tempa tidur rumah sakit terbilang rendah, apalagi jika dibandingkan dengan sejumlah negara di ASEAN.
"Di negara-negara ASEAN, itu sudah 3,3, kita masih 1. Artinya, kita masih 1 tempat tidur diperebutkan oleh 1.000 orang. Itu kondisi kita sekarang. Dibandingkan negara tetangga sudah sampai di 3,3 tempat tidur untuk 1.000 orang," kata Fathema dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Dirut PBM IHC, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Kadispora Tangsel Positif Covid-19, Kini Dirawat di Rumah Sakit
Ia mengatakan, statistik tersebut merupakan latar belakang bagi Pertamina Bina Medika IHC untuk menambah tempat tidur rumah sakit di Indonesia.
Terlebih, ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah belajar dari pandemi Covid-19 di mana ketersediaan tempat tidur semakin berkurang akibat lonjakan kasus.
"Sehingga pengembangan lima tahun ke depan dari PBM IHC yang merupakan aset negara Indonesia. Kita harus pikirkan bahwa kita perlu menambah tempat tidur ke depannya pak. Kalau kita belajar, lesson learn dari Covid-19 ini maka tempat tidur kita harusnya sudah lebih dari 1 berbanding 1.000," ujarnya.
Selain kapasitas tempat tidur yang masih rendah, ia juga mengungkap data bahwa pasar rumah sakit swasta di Indonesia relatif terfragmentasi.
Namun, rumah sakit swasta dinilainya menangkap pangsa pertumbuhan yang tidak proporsional.
"Pertumbuhan rumah sakit sebenarnya meningkat. Namun peningkatan ini lebih banyak di private daripada di publik," tutur dia.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Amin Ak menekankan kepada Pertamedika atau Pertamina Bina Medika perlu menambah kapasitas tempat tidur mengingat masih rendahnya bed density Indonesia dibanding negara lain.
Namun di sisi lain, ia menilai bahwa Pertamedika juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit sehingga masyarakat tidak pergi berobat ke luar negeri.
"Tapi kan kita juga masih banyak kendala terkait dengan kualitas atau mutu layanan sehingga bukan saja yang dekat dengan Singapura. Ini orang Surabaya juga dikit-dikit berobat ringan ke Penang, ke Johor, ke Singapura," ujarnya.
Untuk itu, dia mempertanyakan Pertamedika apakah hanya ingin meningkatkan kapasitas tempat tidur atau juga meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia.
Pada kesimpulan rapat, Komisi VI DPR akhirnya mendesak Pertamedika untuk mempertahankan standar kualitas pelayanan kesehatan.
Baca juga: Velbed di GOR Kebon Jeruk Dialihkan ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19
Namun, Pertamedika juga diminta menjamin efektivitas tenaga kesehatan, meningkatkan kapasitas tempat tidur dan alat-alat penunjang kesehatan melalui sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi dan perusahaan BUMN lainnya.
Atas kesimpulan rapat tersebut, Komisi VI bakal mengundang BUMN Farmasi dalam rapat berikutnya.
"Saya rasa ini setuju, besok kita rapat dengan BUMN Farmasi. Kita juga sampaikan ini. Setuju ya," tutur Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung saat membacakan kesimpulan rapat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.