Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2021, 15:17 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) saat ini banyak berasal dari jenjang pendidikan tinggi.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker Anwar Sanusi dalam webinar terkait Strategi Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional pada Selasa (6/7/2021).

"Dari sisi TPT, banyak sekali dari mereka yang berpendidikan tinggi," kata Anwar seperti dilansir Tribunnews.com, Selasa (6/7/2021).

Menurut dia, masyarakat dari lulusan sekolah menengah ke bawah justru banyak yang tidak menganggur. 

Anwar menjelaskan, dalam sensus penduduk tahun 2020, ada 272 juta penduduk Indonesia. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan penduduk terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Ragam Permasalahan Depok, dari Ketimpangan Pembangunan hingga Tingginya Angka Pengangguran

Dari jumlah tersebut penduduk usia kerja Indonesia mencapai angka sekitar 205,36 juta.

Sementara, yang masuk dalam tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 68,08 persen atau setara dengan 139,81 juta, sisanya bukan angkatan kerja.

"Yang masuk partisipasi angkatan kerja kita cukup tinggi," kata Anwar.

Lebih lanjut Anwar menambahkan, dari data tersebut, jumlah penduduk Indonesia yang sudah bekerja berjumlah 131,06 juta, termasuk para pekerja informal.

Sedangkan 8,75 juta penduduk atau sekitar 6,26 persen TPAK masuk dalam jumlah pengangguran terbuka atau TPT.

Anwar pun mengatakan, sekitar 6,97 persen lulusan universitas dan 6,61 persen lulusan diploma merupakan pengangguran terbuka lulusan universitas.

Sedangkan, persentase penyerapan penduduk usia kerja terdiri dari, lulusan SD sebanyak 37,41 persen, lulusan SMP dan SMA sebanyak 37,34 persen, lulusan SMK 12 persen, dan lulusan pendidikan tinggi setingkat universitas dan diploma sebanyak 12 persen.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan profil ketenagakerjaan didominasi dari pendidikan menengah ke bawah.

"Kalau kita lihat dari sisi pengangguran ternyata lulusan menengah ke bawah banyak dari mereka yang tidak menganggur," kata Anwar.

"Kenapa mereka tidak menganggur, karena kebanyakan dari mereka bekerja di sektor yang tidak membutuhkan keahlian spesifik, yang penting bekerja. Kebanyakan dari mereka bekerja di sektor pertanian," ujar Anwar.

Menurut Anwar, data ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan keterampilan pada angkatan kerja.

Baca juga: Ganjar: Pandemi Covid-19 Tingkatkan Kemiskinan dan Pengangguran di Jateng

Ia menilai, peningkatan keterampilan melalui pelatihan juga perlu diberikan bagi angkatan kerja pendidikan tinggi agar selaras dengan pasar kerja.

"Bagi pendidikan tinggi harus juga kita lakukan skilling agar mereka betul-betul match dengan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan tersebut," ujarnya.

"Kita ingin memiliki Pusat Pasar Kerja, tempat bertemunya permintaan dan penyediaan. Permintaan terkait dengan jasa ketenagakerjaan dan permintaan seseorang untuk bisa bekerja," imbuh Anwar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

Nasional
Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Nasional
Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Nasional
Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Nasional
Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Nasional
Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Nasional
Eks Kiper di Bandung Diduga Jadi Perantara Uang “Pengamanan” Rp 66 M di Kasus BTS

Eks Kiper di Bandung Diduga Jadi Perantara Uang “Pengamanan” Rp 66 M di Kasus BTS

Nasional
Kaget Mahfud Sebut Mentan Syahrul Tersangka, Sahroni: Sejak Kapan Menko Jadi Jubir KPK?

Kaget Mahfud Sebut Mentan Syahrul Tersangka, Sahroni: Sejak Kapan Menko Jadi Jubir KPK?

Nasional
Bendum Nasdem: Kalau Syahrul Yasin Limpo ke Nasdem Tower Malam Ini Syukur, Enggak Juga Tak Apa

Bendum Nasdem: Kalau Syahrul Yasin Limpo ke Nasdem Tower Malam Ini Syukur, Enggak Juga Tak Apa

Nasional
Puan Temui Luhut sampai Berbatik Kuning Saat Datangi JK, Sinyal Rayu Golkar Dukung Ganjar?

Puan Temui Luhut sampai Berbatik Kuning Saat Datangi JK, Sinyal Rayu Golkar Dukung Ganjar?

Nasional
Mentan Tersandung Korupsi, Wapres: 'Reshuffle' Urusannya Presiden

Mentan Tersandung Korupsi, Wapres: "Reshuffle" Urusannya Presiden

Nasional
Gandeng Trader Energi Raksasa Dunia, PIS Tambah 2 Armada Kapal VLGC

Gandeng Trader Energi Raksasa Dunia, PIS Tambah 2 Armada Kapal VLGC

Nasional
Dirjen Imigrasi: Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Berada di Indonesia

Dirjen Imigrasi: Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Berada di Indonesia

Nasional
PT DI Bantah Laporan Menjual Senjata ke Junta Myanmar

PT DI Bantah Laporan Menjual Senjata ke Junta Myanmar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com