Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Disarankan Isolasi Mandiri dengan Pemantauan

Kompas.com - 05/07/2021, 16:09 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Yogi Prabowo mengatakan, kedatangan pasien Covid-19 yang bergejala ringan ke rumah sakit akan berdampak cukup berat dan dapat mengacaukan sistem kesehatan.

Sebab kapasitas rumah sakit bisa penuh, sedangkan masih ada pasien lain yang lebih berat yang membutuhkan perawatan.

"Kalau pasien ringan datang ke rumah sakit dampaknya cukup berat karena bisa overload dan mengacaukan sistem kesehatan," ujar Yogi, saat konferensi pers program Isolasi Mandiri Terpantau (Isomantau) yang digagas MER-C, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Kemenkes Gandeng 11 Platform Telemedicine, Paket Obat Gratis untuk Pasien Isolasi Mandiri

Yogi mengatakan, apabila sistem pelayanan kesehatan kacau, maka hal tersebut menjadi sangat berbahaya.

Pasalnya, kata dia, sistem kesehatan yang terganggu dapat menimbulkan mortalitas komunitas.

Dengan demikian, yang terancam meninggal dunia tidak hanya pasien Covid-19 gejala berat, tetapi yang pasien gejala ringan akan menjadi sedang atau bahkan menjadi berat akibat kapasitas rumah sakit yang penuh.

"Ini bahaya karena bisa menimbulkan berkurangnya kualitas perawatan, atensi tenaga kesehatan sehingga kita tidak bisa mengatasi segala sesuatu yang terjadi apabila lumpuh sedangkan rumah sakit tidak bisa menolak pasien," tutur Yogi.

Baca juga: Link 11 Telemedicine yang Layani Pasien Covid-19, Gratis Konsultasi Dokter dan Obat

Oleh karena itu, kata dia, perlu ada tata laksana agar instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit tidak kolaps.

Salah satunya yang dilakukan oleh MER-C yakni menggagas program isolasi mandiri pemantauan (isomantau) bagi pasien yang bergejala ringan.

MER-C mengerahkan para relawannya untuk membantu memantau masyarakat yang melakukan isolasi mandiri.

Namun, pasien yang ingin dipantau harus mendaftarkan diri terlebih dahulu.

"Jadi yang gejala ringan-ringan bisa dirawat di rumah dengan pemantauan dokter sehingga bisa dipantau kapan bisa dibawa ke rumah sakit dan tidak," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Diminta Buat Terobosan Telemedicine Gratis untuk Pasien Covid-19

Sebab salah satu yang membahayakan dari Covid-19 juga adalah rasa takut dan panik, kata dia, hal tersebut juga dapat mengganggu sistem kesehatan yang selama ini ada.

Apalagi saat ini, kasus Covid-19 terus bertambah terus setiap harinya dan yang meninggal dunia pun terus mencatatkan angka tertinggi.

"Dalam situasi ini, kalau egois, panik, dan takut maka akan meneggelamkan sistem kesehatan kita semua dan berdampak efek domino mortalitas komunal," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com