JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, geliat pertumbuhan ekonomi Indonesia tampak cukup kuat jika dilihat dari catatan penerimaan negara dari berbagai pos anggaran.
Pertumbuhan pendapatan negara pada semester I 2021 tercatat sebesar 9,1 persen dibandingkan tahun lalu.
"Jadi kalau dilihat dari penerimaan negara terjadi geliat pemulihan ekonomi yang terekam cukup kuat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Luhut: Kasus Covid-19 Kemungkinan Masih Naik hingga 14 Juli
Dia menjelaskan, hingga Semester I 2021, pendapatan negara kita mencapai Rp 886,9 triliun atau terjadi pertumbuhan 9,1 persen.
Angka Rp 886,9 triliun ini merupakan 50,9 persen dari target APBN 2021 yaitu sebesar Rp 1.743 ,6 triliun.
"Nah pertumbuhan pendapatan negara 9,1 persen ini dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi 9,7 persen ini adalah suatu kenaikan yang sangat tinggi dan bagus," ucap Sri Mulyani.
Kemudian, dari sisi penerimaan pajak, sudah mencapai Rp 557,8 triliun atau 45,4 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun.
Baca juga: Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2021 Tergantung Berapa Lama Kenaikan Covid-19
Kondisi ini menandakan penerimaan pajak tumbuh mendekati 5 persen.
"Tahun lalu penerimaan pajak kita mengalami hantaman yang sangat kuat, kontraksi sampai 12 persen. Atau hanya Rp531,8 triliun," ujar Sri Mulyani.
Untuk penerimaan bea dan cukai pun telah terkumpul Rp122,2 triliun atau 56,9 persen dari target Rp 215,0 triliun.
"Ini terjadi pertumbuhan sampai 31,1 persen sendiri dibanding tahun lalu. Tahun lalu itu tumbuhnya 8,8 persen. Jadi terjadi kenaikan yang meloncat lebih tinggi lebih dari 3 kali lipat dari pertumbuhan penerimaan kepabeanan," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Menkeu: Jika Pembatasan Berlangsung Lama, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Turun 4 Persen
Sementara itu, untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebanyak Rp 206,9 triliun sudah dikumpulkan.
Jumlah tersebut merupakan kenaikan 11,4 persen dibanding tahun lalu Rp185,7 triliun.
Sri Mulyani menyebutkan kondisi ini juga menjadi suatu pemulihan luar biasa karena pada 2020 PNBP Indonesia mengalami kontraksi 11,2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.