JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, vaksin Covid-19 Moderna disuntikkan dua kali dalam rentang waktu satu bulan.
"Indikasi penggunaan vaksin Moderna untuk imunisasi pencegahan Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi (suntikan) dua kali dalam rentang waktu satu bulan," ujar Penny dalam konferensi pers virtual terkait penerbitan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Moderna pada Jumat (2/7/2021).
Adapun dosis untuk masing-masing suntikan yakni 0,5 ml.
Baca juga: BPOM: Vaksin Moderna untuk 18 Tahun ke Atas, Belum Bisa Disuntikkan ke Anak
Penny lantas menjelaskan sejumlah efek samping dari vaksin Moderna.
Secara umum, keamanan vaksin itu dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.
Adapun efek samping yang paling sering dirasakan yakni nyeri, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, nyeri sendi, pusing.
Keluhan-keluhan ini biasanya dirasakan setelah suntikan dosis kedua vaksin.
Penny mengatakan, keluhan efek samping ini sama untuk usia dewasa di bawah 65 tahun dan di atas 65 tahun. Namun, ada perbedaan dari sisi titer antibodi.
"Data imunogenitas yang merupakan tingkatan titer antibodi dan netralisasi menunjukkan bahwa memang untuk kelompok usia lansia lebih rendah dibandingkan usia dewasa," kata dia.
Baca juga: Menkes Sebut RI Akan Terima 4 Juta Dosis Vaksin Moderna dari AS
Ia juga mengatakan, vaksin Moderna didapatkan Indonesia dari prosedur Covax Facility melalui jalur multilateral.
Vaksin ini diproduksi oleh Moderna Incorporation Amerika Serikat.
"Vaksin kan masuk melalui jalur bilateral, bantuan dari Amerika Serikat yang disalurkan melalui multilateral Covax," kata dia.
Vaksin Moderna merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.