JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, vaksin Moderna belum dapat diberikan untuk anak-anak.
Dia menjelaskan, penggunaan vaksin Moderna adalah untuk imunisasi pencegahan Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.
"Vaksin Moderna belum bisa untuk anak di bawah 18 tahun. Ini untuk 18 tahun ke atas," ujarnya dalam konferensi pers daring pada Jumat (2/7/2021).
Penggunaannya diberikan secara injeksi (suntikan) sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu bulan.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Darurat untuk Vaksin Moderna, Efikasi 94,1 Persen
Adapun dosis untuk masing-masing suntikan yakni sebanyak 0,5 ml.
Penny juga menjelaskan sejumlah efek samping dari vaksin Moderna.
Secara umum keamanan vaksin itu dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.
Adapun kejadian efek samping yang paling serint dirasakan yakni nyeri, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, nyeri sendi, pusing.
Keluhan-keluhan ini biasanya dirasakan setelah suntikan dosis kedua vaksin.
Penny menuturkan, keluhan efek samping ini sama untuk usia dewasa di bawah 65 tahun dan di atas 65 tahun. Namun, ada perbedaan dari sisi titer antibodi.
"Data imunogenitas yang merupakan tingkatan teater antibodi dan netralisasi menunjukkan bahwa memang untuk kelompok usia lansia lebih rendah dibandingkan usia dewasa," jelasnya.
Baca juga: Menkes Sebut RI Akan Terima 4 Juta Dosis Vaksin Moderna dari AS
Lebih lanjut, Penny menuturkan, vaksin Moderna akan didapatkan dari prosedur Covax Facility melalui jalur multilateral.
Vaksin ini diproduksi oleh Moderna Incorporation Amerika Serikat.
"Vaksin kan masuk melalui jalur bilateral, bantuan dari Amerika Serikat yang disalurkan melalui multilateral Covax," katanya.
Penny menambahkan, vaksin Moderna merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA).
Baca juga: Studi: Vaksin Moderna Lindungi Tubuh dari Covid-19 Varian Delta
Sebelumnya, Penny mengumumkan penerbitan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Moderna pada Jumat.
Penerbitan EUA ini berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.
Penny mengungkapkan, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.
Sementara itu, efikasi untuk usia di atas 65 tahun sebesar 86,4 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.