Selain itu, Kompas.com juga berupaya mengklarifikasi isu ini kepada Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI Saleh Husin dan Sekretaris MWA UI Wiku Adisasmito. Lagi-lagi, tidak ada tanggapan dari para pimpinan MWA UI.
Hanya anggota Majelis Wali Amanat UI dari Unsur Mahasiswa Ahmad Naufal Hilmy yang buka suara soal polemik rangkap jabatan Rektor UI. Hal ini, menurut dia, sudah menjadi perhatiannya sejak tahun lalu.
Ia menjelaskan, dirinya bersama pihak BEM UI sudah pernah membuat kajian terkait rangkap jabatan tersebut serta menyerahkan kajian itu untuk dikaji oleh pihak MWA UI.
Menurut Hilmy, saat itu masih belum ada informasi terkait teguran atau sanksi yang diberikan MWA UI kepada Ari Kuncoro.
Baca juga: MWA UI Unsur Mahasiswa Sebut Rangkap Jabatan Rektor UI Sudah Jadi Perhatian Sejak Tahun Lalu
Lebih lanjut, ia menyebut, MWA UI berencana melakukan kajian untuk merevisi Statuta UI.
Namun, menurut dia, hingga saat ini dirinya masih belum menerima Statuta UI versi terbaru.
"Statuta UI juga bukan wewenang dari MWA UI saja, namun dari empat organ lainnya di UI. karena itu Revisi Statuta dibahas bersama oleh empat organ. Sejauh ini Statuta UI yang terbaru masih belum ada,” tutur dia.
Saat unggahan BEM UI masih hangat menjadi buah bibir di tengah masyarakat, Presiden Jokowi pun angkat bicara dan meminta pihak universitas tak perlu menghalang-halangi.
"Ini negara demokrasi, jadi kritik itu boleh-boleh saja, dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berkespresi," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).
Baca juga: Saat Jokowi Bereaksi atas Cap The King of Lip Service dari BEM UI
Menurut Jokowi, melalui unggahan "Jokowi: The King of Lip Service", BEM UI tengah belajar mengekspresikan pendapat mereka.
Kendati demikian, Jokowi mengingatkan adanya budaya tata krama yang dianut bangsa. Budaya tersebut harus dimiliki oleh setiap warga negara.
Jokowi mengaku kerap mendapat kritik masyarakat. Kata Jokowi, ada yang bilang ia klemar-klemer, ada pula yang mengatakan presiden plonga-plongo. Bahkan, ada yang menyebut dirinya otoriter hingga bebek lumpuh.
Baca juga: Jokowi: Saya Dulu Disebut Klemar-klemer, lalu Plonga-plongo, lalu Ganti Lagi Otoriter...