Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kasus Covid-19 yang Terus Catat Rekor dan Diterapkannya PPKM Darurat...

Kompas.com - 02/07/2021, 09:34 WIB
Sania Mashabi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi. Hal ini terlihat dari meningkatnya kasus baru, angka kematian, dan kasus aktif secara signifikan.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Kamis (1/7/2021) pukul 12.00 WIB, ada 24.836 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Angka ini merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi terjadi di Tanah Air. Dengan penambahan tersebut, hingga Kamis, tercatat ada 2.203.108 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Baca juga: 24.836 Kasus Covid-19 dalam Sehari, Rekor Tertinggi Selama Pandemi

Berdasarkan catatan Kompas.com, rekor penambahan kasus harian tertinggi sebelumnya terjadi pada Rabu (30/6/2021) yaitu sebanyak 21.807 kasus.

Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 kepada wartawan pada Kamis sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.

Adapun kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 34 provinsi. Dari data itu, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Kelima provinsi itu, yakni DKI Jakarta (7.541 kasus baru), Jawa Barat (6.179 kasus baru), Jawa Tengah (2.624 kasus baru), Jawa Timur (1.397 kasus baru), DI Yogyakarta (895 kasus baru).

Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 510 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Baca juga: UPDATE 1 Juli: Sebaran 24.836 Kasus Baru Covid-19, Paling Tinggi DKI Jakarta

Pasien sembuh dan meninggal

Data yang sama juga menunjukkan bahwa ada penambahan 9.874 pasien sembuh akibat Covid-19 dalam waktu 24 jam terakhir.

Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 1.890.287 orang.

Akan tetapi, jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah.

Pada periode 30 Juni-1Juli 2021, ada 504 pasien Covid-19 yang tutup usia. Adapun sebanyak 504 pasien Covid-19 yang meninggal itu tersebar di 28 provinsi.

Baca juga: 504 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sehari, Terbanyak Selama Pandemi

Petugas memindahkan pasien ke dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021). Untuk mengantisipasi lonjakan pasien dan membantu tenaga kesehatan yang telah kewalahan, RSUD telah mendapat 50 relawan tambahan yang terdiri dari 40 perawat dan 10 dokter.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas memindahkan pasien ke dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021). Untuk mengantisipasi lonjakan pasien dan membantu tenaga kesehatan yang telah kewalahan, RSUD telah mendapat 50 relawan tambahan yang terdiri dari 40 perawat dan 10 dokter.
Lima provinsi dengan penambahan kasus pasien Covid-19 tertinggi yakni Jawa Tengah 180 kasus, Jawa Timur 74 kasus, Jawa Barat 65 kasus, DKI Jakarta 46 kasus dan DI Yogyakarta 37 kasus.

Angka ini juga merupakan penambahan kasus kematian tertinggi sejak awal pandemi diumumkan pertama kali pada Maret 2020.

Rekor penambahan kasus kematian tertinggi sebelumnya terjadi pada 28 Januari 2021 yaitu sebanyak 476 kasus.

Dengan data tersebut, maka saat ini tercatat ada 253.826 kasus aktif Covid-19. Jumlah ini merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Angka itu setara dengan 11,5 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: UPDATE 1 Juli: Rekor 253.826 Kasus Aktif Covid-19, Tertinggi Selama Pandemi

Sementara kemarin, Rabu (30/6/2021), jumlah pasien aktif berjumlah 239.368.

Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Pemeriksaan spesimen

Sementara itu, pemerintah sejak Rabu hingga Kamis telah memeriksa sebanyak 155.191 spesimen Covid-19.

Adapun jumlah itu didapatkan dari pemeriksaan 97.981 spesimen melalui tes swab polymerase chain reaction (PCR), sebanyak 661 spesimen melalui tes cepat molekuler (TCM), serta 56.549 spesimen melalui tes rapid antigen.

Sebagai informasi satu orang dapat diambil spesimennya lebih dari satu kali.

Baca juga: UPDATE: 155.191 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Positivity Rate Versi PCR 41,32 Persen

Pada periode yang sama, ada 98.572 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen.

Jumlah ini terdiri dari 51.059 orang menggunakan real time swab test PCR dan 640 menggunakan TCM. Kemudian, ada 46.873 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen.

Hasilnya sebanyak 24.836 orang diketahui positif Covid-19. Jumlah itu didapatkan dari 20.987 hasil swab PCR, 374 dari TCM, dan 3.475 dari antigen.

Berdasarkan data tersebut maka positivity rate kasus positif Covid-19 harian adalah 25,20 persen.

Namun jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung dari metode swab PCR dan TCM, maka positivity rate menunjukan angka lebih tinggi yakni mencapai 41,32 persen.

Baca juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Satgas Fokuskan Penanganan pada Kasus Aktif

Dengan penambahan tersebut, total pemeriksaan spesimen Covid-19 kini tercatat ada 20.058.268 spesimen.

Berdasarkan data yang sama, juga tercatat ada 13.424.744 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen.

Pelajar saat menerima vaksin dari tenaga kesehatan di SMA 20 Jakarta Pusat, Kamis (1/7/2021). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta orang tua mendorong anak berumur 12 hingga 17 tahun mengikuti vaksinasi covid-19. Seluruh anak sekolah pada rentang usia ini dipastikan akan mendapatkan vaksin covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pelajar saat menerima vaksin dari tenaga kesehatan di SMA 20 Jakarta Pusat, Kamis (1/7/2021). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta orang tua mendorong anak berumur 12 hingga 17 tahun mengikuti vaksinasi covid-19. Seluruh anak sekolah pada rentang usia ini dipastikan akan mendapatkan vaksin covid-19.

Proses vaksinasi

Pemerintah hingga Kamis (1/7/2021) mencatat jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis kedua mencapai 13.624.157 orang.

Adapun masyarakat yang divaksin yakni dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.

Sedangkan jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama baru 30.184.392 orang. Hingga tahap kedua ini pemerintah menargetkan 40.349.049 orang yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Cakupan vaksinasi tahap kedua baru mencapai 74,81 persen untuk dosis pertama dan 33,77 persen dosis kedua.

Baca juga: Kapolri Harap Akselerasi Vaksinasi Covid-19 Bisa Berjalan Maksimal

Sementara vaksinasi tahap pertama yang menargetkan tenaga kesehatan cakupan sudah mencapai 105,84 persen untuk dosis pertama dan 96,43 persen untuk dosis kedua.

Adapun sasaran pada tahap pertama untuk tenaga kesehatan yakni sebanyak 1.468.764 orang. Sebanyak 1.554.547 tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.416.267 telah disuntik dosis kedua.

Kemudian, sasaran pada tahap kedua untuk petugas publik ditargetkan sebanyak 17.327.167 orang. Data pemerintah menunjukkan 23.707.542 orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 9.368.620 orang telah disuntik vaksin dosis kedua.

Sementara sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang. Hingga saat ini, sebanyak 4.766.028 orang lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 2.777.727 lansia disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.

Baca juga: Wapres Minta ASN Jadi Pelopor Penerapan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah juga mendata ada 2.070.963 tenaga pendidik yang sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.383.111 orang sudah divaksinasi dosis kedua.

Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang 14 hari.

Penerapan PPKM darurat

Merespons lonjakan kasus ini, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk Pulau Jawa dan Bali selama 3-20 Juli 2021.

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Pulau Jawa-Bali baru dapat dilihat setelah 20 Juli 2021.

Dicky menilai, tak banyak perubahan yang signifikan yang dilakukan pemerintah dalam PPKM darurat.

"Itu (PPKM Darurat) adalah respons darurat, tetapi esensinya enggak ada yang berbeda signifikan, potensi perburukan masih akan terus terjadi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Kritik PPKM Darurat, Epidemiolog: Esensinya Enggak Berbeda Signifikan, Potensi Perburukan Masih Akan Terjadi

Dicky menyoroti aturan work from office (WFO) atau bekerja dari kantor untuk sektor esensial yang berlaku maksimal 50 persen.

Menurut Dicky sebaiknya seluruh pekerja kantoran dengan gaji tetap bekerja dari rumah.

"Sebagai contoh WFH, WFH-nya saja 100 persen, kecuali yang sektor esensial dan yang esensial ini banyak banget, bahkan, yang teknologi saja disebut esensial, jadi ini enggak perlu tetap masuk (WFO) itu sangat membuat efektivitas semakin kecil," ujarnya.

Dicky mengatakan, dalam kondisi darurat pandemi mestinya tidak ada tawar menawar dalam menerapkan kebijakan sebagai upaya menekan lonjakan kasus.

"Lebih baik mengambil skenario terburuk, yaitu anggap zona merah semua, itu yang baik dilakukan," ujar dia.

Baca juga: Epidemiolog Nilai Kebijakan WFH di PPKM Darurat Tidak Efektif

Dicky mengatakan, dalam kondisi darurat pandemi mestinya tidak ada tawar menawar dalam menerapkan kebijakan sebagai upaya menekan lonjakan kasus.

"Lebih baik mengambil skenario terburuk, yaitu anggap zona merah semua, itu yang baik dilakukan," ujarnya.

Oleh karena itu, Dicky mengatakan, langkah konkret yang mestinya dilakukan adalah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown.

Kebijakan ini, lanjut dia, dapat mengurangi beban fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dan memutus penularan virus corona dari transmisi lokal.

"Lockdown, PSBB atau apa saja namanya dua minggu. Tidak ada aktivitas apa pun kecuali kesehatan, keamanan, makanan itu saja. Itu yang akan menyelamatkan banyak hal," ucapnya.

Baca juga: Epidemiolog: Lockdown Jadi Senjata untuk Cegah Ambruknya Sistem Kesehatan dan Banyaknya Kematian

Lebih lanjut, Dicky menambahkan, penanganan pandemi yang juga perlu diperhatikan adalah pelaksanaan 3T yaitu testing, tracing dan treatment dengan masif dan mempercepat vaksinasi Covid-19.

"Selanjutnya kita baru melihat dampaknya, nah itu kalau finansial pemerintah tak memadai, setelah 2 minggu kita lakukan PPKM bertahap," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com