Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Usulan Vaksin Dosis Ketiga untuk Nakes, Epidemiolog: Stok Terbatas, Prioritaskan Target yang Belum

Kompas.com - 01/07/2021, 14:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono meminta agar vaksinasi Covid-19 diprioritaskan kepada para target yang belum mengikuti vaksinasi.

Hal itu disampaikan Miko merespons usulan agar para tenaga kesehatan disuntik dosis ketiga vaksin Covid-19 di tengah menggilanya kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.

"Sekarang belum ada legalisasi maka yang harus kita lakukan menyuntikkan targetnya dulu," kata Miko dalam acara diskusi yang ditayangkan akun YouTube Alinea ID, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Kemenkes: WHO Belum Rekomendasikan Pemberian Vaksin Dosis Ketiga

Miko mengatakan, rencana penyuntikkan dosis ketiga vaksin Covid-19 harus dipertimbangkan secara matang-matang, salah satunya harus mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kemudian WHO atau yang punya vaksin, China, sudah merekomendasikan pemberian dosis ketiga begitu, masalahnya belum ada secara formal atau penelitian yang memberikan (izin) dosis ketiga," ujar Miko.

Di samping itu, Miko mengingatkan bahwa stok vaksin di Indonesia masih terbatas sehingga vaksin semestinya diprioritaskan kepada mereka yang belum divaksinasi.

"Kalau vaksinnya cukup kita mau ngapain saja boleh, ini masalahnya vaksinnya terbatas. Jadi kita harus prioritaskan mana yang disuntik duluan," kata dia.

Baca juga: Diteliti, Suntikan Ketiga Vaksin Sinovac dan Potensinya Tingkatkan Antibodi

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto berharap pemerintah mengambil kebijakan agar para dokter dan tenaga kesehatan mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, sehingga jika dokter dan nakes terpapar Covid-19 akan mengalami gejala ringan.

"Jadi ini diupayakan melindungi dokter dan tenaga kesehatan agar tidak terinfeksi," dalam diskusi secara virtual, Selasa (29/6/2021).

Ia menyebut, sudah ada ratusan dokter yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, padahal beberapa dokter tersebut telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Ini sebagian besar dokter yang meninggal sudah divaksin dua kali, artinya ini terkait efikasi vaksin," kata Slamet.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com