JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, stunting (gagal tumbuh) pada anak masih menjadi tantangan pembangunan manusia Indonesia.
Penurunan angka stunting menjadi prioritas pemerintah untuk menghadapi bonus demografi pada tahun 2035 dan kuncinya ada di keluarga.
"Peran keluarga menjadi kunci dalam upaya mempercepat penurunan stunting. Keluarga memiliki peran penting dalam pencegahan stunting untuk mewujudkan bangsa berkualitas," ujar Muhadjir di acara Seminar Nasional Pencegahan Stunting Keluarga Muslim Sehat Generasi Kuat Sejahtera, secara daring, dikutip dari siaran pers, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Menteri PPPA: Kualitas Ketahanan Keluarga Kurangi Risiko Stunting
Menurut Muhadjir, keluarga sebagai unit sosial terkecil menjadi penentu kualitas hidup suatu negara.
Dengan demikian, keluarga yang sehat dan berkualitas akan menghindarkan anak dari stunting.
Apalagi berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, angka kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 27,67 persen.
Hal itu pula yang membuat pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka tersebut menjadi 14 persen pada tahun 2024.
"Butuh kerja keras untuk bisa mencapai target tersebut," kata dia.
Saat ini, kata dia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting itu.
Mulai dari intervensi sejak sebelum pernikahan melalui bimbingan perkawinan hingga program pendampingan gizi pada ibu dan anak melalui posyandu.
Baca juga: Kementerian PPPA: Penyebab Stunting Terkait Ketimpangan Gender Perlu Ditelusuri
"Seluruh anggota keluarga perlu terlibat dalam mencegah stunting. Pencegahan stunting harus dimulai dengan pemenuhan gizi yang baik pada anak, serta dukungan moril dan pengetahuan yang baik soal kesehatan," kata dia.
Lebih lanjut organisasi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun dinilainya bisa terlibat dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui program-program yang dapat mendukung pemerintah.
Terutama dalam mewujudkan bonus demografi yang berkualitas nantinya.
Antara lain terlibat mulai dari masa prenatal, pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, lanjutan, bahkan hingga urusan ketenagakerjaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.