JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui, pemerintah tengah berupaya mempercepat vaksinasi Covid-19 dengan target 2 juta dosis penyuntikan.
Namun, kata Nadia, terkait usulan pemberian vaksin dosis ketiga, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memberikan rekomendasi.
"Yang kedua, ini tentu perlunya suatu kajian ilmiah yang sudah memang sudah publikasi, seperti apa vaksin diberikan? Jangka waktunya berapa lama?" kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Banyak Dokter Meninggal Meski Telah Divaksinasi, IDI Minta Nakes Diberi Vaksinasi Dosis Ketiga
Nadia mengatakan, produsen vaksin Sinovac sempat melakukan penelitian terkait pemberian vaksin dosis ketiga.
Namun, belum ada data ilmiah yang lengkap untuk melihat efek antibodi yang ditimbulkan dari pemberian dosis ketiga tersebut.
"Jadi sampai sekarang kita belum ada kebijakan terkait penambahan dosis ketiga ini, dikarenakan juga memang secara rekomendasi dari ITAGI kita juga belum mendapatkan," ujar dia.
Namun, Nadia mengatakan, tak menutup kemungkinan dalam perkembangan bukti-bukti ilmiah pemberian vaksin dosis ketiga bisa dilakukan.
"Kalau memang sudah ada tentunya akan terbuka ya untuk memasukkan seperti ini," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengungkapkan, sudah ratusan dokter yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Bahkan, beberapa dokter yang meninggal dunia itu setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Diteliti, Suntikan Ketiga Vaksin Sinovac dan Potensinya Tingkatkan Antibodi
Namun, Slamet tak menyebutkan secara detail berapa jumlah dokter yang meninggal akibat Covid-19 meski sudah divaksinasi.
"Ini sebagian besar dokter yang meninggal sudah divaksin dua kali, artinya ini terkait efikasi vaksin," kata Slamet dalam diskusi secara virtual, Selasa (29/6/2021).
Slamet berharap, pemerintah mengambil kebijakan agar para dokter dan tenaga kesehatan mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, sehingga jika dokter dan nakes terpapar Covid-19 akan mengalami gejala ringan.
"Jadi ini diupayakan melindungi dokter dan tenaga kesehatan agar tidak terinfeksi," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.