Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terapkan PPKM Darurat, Epidemiolog: Tidak Ada Kata Terlambat

Kompas.com - 01/07/2021, 11:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyambut baik sikap pemerintah yang menerapkan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Menurut Miko, meski kebijakan itu terlambat diambil, PPKM Darurat diharapkan dapat efektif membatasi mobilitas masyarakat untuk menekan laju penularan Covid-19 sehingga dapat mengurangi beban fasilitas layanan kesehatan.

"Saya terima kasih ke pemerintah kalau itu diputuskan, paling tidak masalah layanan kesehatan sudah ditangani. Tapi harusnya lebih awal itu lebih bagus, tapi enggak ada kata terlambat, better late than never," kata Miko dalam acara diskusi yang ditayangkan akun YouTube Alinea ID, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Aturan Lengkap PPKM Darurat Jawa-Bali, Berlaku 3-20 Juli 2021

Miko mengatakan, pemerintah semestinya dapat belajar dari pengalaman India yang mengalami "tsunami" Covid-19 pada beberapa waktu yang lalu.

Miko berpendapat, upaya penanganan pandemi oleh pemerintah selama ini masih belum optimal untuk menekan laju penularan.

"Jadi kita belajar dari kesalahan orang lain supaya itu tidak terjadi di negara kita, menurut saya kita terlambat tapi terlambat lebih baik, saya terima kasih kepada pemerintah," ujar Miko.

Di samping itu, Miko menyoroti penerapan PPKM Darurat yang hanya berlaku di wilayah Jawa dan Bali.

Ia khawatir, hal itu tidak cukup untuk mencegah penyebaran Covid-19, khususnya varian virus baru ke pulau-pulau lainnya.

Baca juga: Rincian Aturan Disampaikan Siang ini, Jokowi: PPKM Darurat Lebih Ketat Daripada Sebelumnya

Oleh karena itu, menurut Miko, pemerintah ke depannya harus memikirkan strategi untuk membatasi penyebaran varian baru.

"Kalau tidak ya sama saja, kita hanya memadamkan api-api di Jawa-Bali, kemudian pindah ke Sumatra, pindah ke Kalimantan, pindah ke Sulawesi," kata Miko.

Pemerintah mengumumkan PPPKM Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut berlaku 3-20 Juli 2021.

Presiden Joko Widodo menyatakan, PPKM darurat ini meliputi pembatasan aktivitas masyarakat secara lebih ketat daripada yang selama ini sudah pernah berlaku.

"Secara rinci bagaimana aturannya saya sudah minta Menko Marives menerangkan sejelas-jelasnya, secara detail. Saya minta masyarakat mematuhi aturan ini demi keselamatan kita semua, " kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com