JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo akhirnya merespons kritikan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menngatakan ia sebagai "The King of Lip Service".
Jokowi pun merespons kritikan kepadanya itu sebagai hal yang biasa. Menurut Jokowi dalam negara demokrasi, kritik terhadap pemerintah merupakan hal yang biasa.
Jokowi pun mengatakan bukan sekali ini saja ia dikritik. Ia mengatakan sejak dulu kerap kali dikritik. Bahkan ada yang menyebutnya klemar-klemer dan plonga-plongo.
Baca juga: Kritik Jokowi, BEM KM UGM: Sebaiknya Tidak Perlu Umbar Janji...
Berdasarkan catatan Kompas.com, Jokowi juga pernah disebut mencla-mencle karena dinilai tidak tegas dan kebijakan dalam penanganan Covid-19 kerap berubah. Kritik tersbeut pun direspons langsung oleh Jokowi.
Berikut sejumlah kritik kepada Jokowi beserta responsnya baik secara langsung dari sang Kepala Negara maupun dari para pejabat terdekatnya.
Baru-baru ini BEM UI menyebut Jokowi sebagai sosok "The King of Lip Service" lewat unggahan di akun Instagram mereka.
BEM UI mempublikasikan konten berupa foto dengan judul "Jokowi: The King of Lip Service". Dalam foto, Jokowi terlihat tengah mengenakan sebuah mahkota.
Dalam unggahan tersebut, BEM UI juga mengkritik Presiden Joko Widodo yang kerap kali mengobral janji.
Selain itu, unggahan itu juga menyindir berbedanya antara janji dan keputusan yang diambil Jokowi. Mulai terkait rindu demo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.
Jokowi pun memberikan tanggapan atas kritikan berupa gambar dan narasi yang diunggah oleh BEM UI.
"Ya itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter," ujarnya saat memberikan keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).
"Kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru baru ini ada yang ngomong saya ini Bapak Bipang. Terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King of Lip Service," lanjutnya.
Atas berbagai julukan di atas dan kritikan terbaru dari BEM UI tersebut, Jokowi menyebutnya bentuk ekspresi mahasiswa. Menurutnya, di negara demokrasi mengkritik boleh saja dilakukan.
Baca juga: Saat Jokowi Bereaksi atas Cap The King of Lip Service dari BEM UI
"Dan universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berkespresi. Tapi, juga ingat kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," tutur Jokowi.
Jokowi juga pernah menjawab kritikan atas perubahan kebijakan dalam penanganan Covid-19. Semula pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun selanjutnya pemerintah mengubahnya menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).