JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, setidaknya ada tiga penyebab lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini.
Pertama, masih adanya masyarakat yang mudik di periode pemberlakuan peniadaan mudik pada libur Idul Fitri lalu.
"Serta arus balik pada satu hingga dua minggu pasca Idul Fitri berdampak pada kenaikan kasus yang tinggi pada saat ini," ujarnya dalam siaran pers tertulis Satgas Covid-19, Selasa (29/6/2021).
Penyebab kedua adalah munculnya beberapa varian virus corona baru yang telah masuk ke Indonesia. Adapun penyebab ketiga adalah mobilitas masyarakat yang tinggi.
Baca juga: Rencana Jokowi Terapkan PPKM Mikro Darurat di Tengah Lonjakan Covid-19
Wiku menuturkan, berbagai kondisi di atas menyebabkan kenaikan kasus terlihat hingga minggu ke-6 dan kemungkinan masih akan terlihat hingga minggu ke-8 pasca periode libur Idul Fitri.
Jika dihitung sejak masa liburan pada 13-14 Mei 2021 maka dampak tersebut diperkirakan akan terasa hingga pekan depan.
Dalam keterangan pers tersebut, Wiku juga menyebut gelombang kedua (second wave) Covid-19 saat ini sudah terjadi di Indonesia.
Kondisi ini salah satunya ditandai dengan peningkatan kasus Covid-19 secara mingguan di Indonesia telah mencapai puncak. Bahkan kenaikannya lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021.
"Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Hadapi Lonjakan Covid-19 di Jateng, Ini 7 Instruksi Ganjar untuk Kepala Daerah
Wiku menjelaskan, pada puncak yang pertama di Januari 2021, jumlah kasus mingguan Covid-19 mencapai 89.902 kasus.
Sementara itu, pada minggu ini angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.
Selain itu, pada minggu lalu, Indonesia mencatatkan angka kasus positif harian yang sangat tinggi.
"Bahkan mencetak rekor baru yaitu kasus harian tertinggi selama pandemi, bertambah 21.345 kasus dalam satu hari," ungkap Wiku.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada puncak kenaikan pertama Januari lalu, kenaikan dari titik kasus terendah tercatat sebesar 283 persen. Kenaikan ini terjadi dalam kurun waktu 13 minggu.
Lalu pada puncak kenaikan kedua ini, kenaikan dari titik kasus terendah mencapai 381 persen dan terjadi dalam waktu 6 minggu.
Baca juga: Stok Tabung Oksigen di Bekasi Minipis akibat Lonjakan Covid-19, Harganya Melonjak Jadi Rp 1,6 Juta
Padahal, kata Wiku, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus sejak puncak pertama yaitu selama 15 minggu dengan total penurunan hingga 244 persen.
“Kenaikan yang mulai terjadi satu minggu pasca periode libur Lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan," papar Wiku
"Namun, memasuki minggu ke-4 pasca periode libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.