JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta tim pengembang vaksin Covid-19 Merah Putih menciptakan terobosan untuk mempercepat produksinya.
Hal tersebut disampaikan Muhadjir saat audiensi dengan tim pengembang Vaksin Merah Putih secara virtual, Senin (28/6/2021).
Dengan mempercepat produksi vaksin Merah Putih, kata dia, kebutuhan vaksinasi Covid-19 dalam negeri pun bisa terpenuhi.
Baca juga: Satgas: Vaksin Merah Putih Akan Digunakan dalam Vaksinasi Covid-19 Program Pemerintah
"Saya mohon masing-masing pengembang mencoba melakukan koreksi, reevaluasi terhadap rencana-rencana tahap yang sudah dirancang, dan coba dicari terobosan yang lebih kreatif kira-kira bagaimana supaya produksi bisa dipercepat," ujar Muhadjir, dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Selasa (29/6/2021).
Muhadjir mengatakan, meskipun sudah banyak membeli vaksin dari negara-negara produsen, tapi tidak boleh membuat Indonesia bergantung dengan vaksin impor.
Oleh karena itu, kata dia, saat ini Indonesia tidak bisa berharap terus-menerus dengan situasi pasar vaksin yang tidak menentu.
Pasalnya, banyak negara yang pasokan vaksin Covid-19-nya belum terpenuhi sehingga harus berebut untuk mendapatkannya.
Dengan demikian, vaksin produksi dalam negeri pun diperlukan.
"Semakin cepat produksi vaksin dalam negeri dilakukan, saya kira akan semakin baik untuk kita semua," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, vaksin Merah Putih merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.
Terlebih saat ini situasi pandemi semakin memprihatinkan dengan munculnya beragam varian virus corona penyebab Covid-19.
Presiden Joko Widodo, kata dia, bahkan sudah berpesan agar kemandirian vaksin Covid-19 terus diupayakan.
"Sementara kita tidak akan memerhatikan mana saja, pokoknya yang paling cepat dan tentu saja dengan daya efikasi yang tinggi dan keamanan yang tinggi. Itu saya kira akan mendapatkan perhatian kita semua," kata dia.
Adapun dalam pengembangan vaksin Merah Putih pemerintah bekerja sama dengan lima universitas dan dua lembaga, yakni Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Vaksin tersebut dibuat dan dikembangkan dengan virus yang bersirkulasi di dalam negeri.
Saat ini proses pengembangannya masih terus dipercepat dan diperkirakan baru siap pakai pada 2022.
Dari tujuh vaksin yang diproduksi oleh para pengembang tersebut, akan dipilih satu vaksin yang akan dicanangkan sebagai vaksin Merah Putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.