Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut RI Tak Boleh Ketergantungan Vaksin Covid-19 Impor

Kompas.com - 29/06/2021, 14:45 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia tidak boleh ketergantungan dengan vaksin impor.

Walaupun, kata dia, Indonesia sudah membeli banyak vaksin Covid-19 dari negara-negara produsen vaksin.

Antara lain vaksin Sinovac dan Sinopharm dari China dan AstraZeneca dari Inggris.

Baca juga: Polri Dirikan Gerai Vaksin Covid-19 di Polres dan Polsek Se-Indonesia

"Meskipun Indonesia saat ini sudah banyak membeli vaksin dari negara-negara produsen vaksin, tapi itu tidak boleh membuat Indonesia terus bergantung dengan vaksin impor," kata Muhadjir saat audiensi dengan tim pengembang Vaksin Merah Putih secara virtual, dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Selasa (29/6/2021).

Oleh karena itu, kata dia, saat ini Indonesia tidak bisa berharap terus-menerus dengan situasi pasar vaksin yang tidak menentu.

Pasalnya, banyak negara yang pasokan vaksin Covid-19-nya belum terpenuhi sehingga harus berebut dengan negara lain untuk mendapatkannya.

Dengan demikian, vaksin produksi dalam negeri pun diperlukan. Saat ini vaksin dalam negeri yang sedang diproduksi adalah vaksin Merah Putih.

"Semakin cepat produksi vaksin dalam negeri dilakukan, saya kira akan semakin baik untuk kita semua," kata Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, vaksin merah putih merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.

Terlebih saat ini situasi pandemi semakin memprihatinkan dengan munculnya beragam varian virus corona penyebab Covid-19.

Baca juga: Menlu: 2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Jepang Akan Tiba di Indonesia Bulan Juli

Presiden Joko Widodo, kata dia, bahkan sudah berpesan bahwa saat ini kemandirian vaksin Covid-19 terus diupayakan.

Muhadjir pun mendorong kepada para pengembang vaksin Covid-19 merah putih untuk melakukan percepatan atas produksi vaksin tersebut.

"Jadi saya mohon masing-masing pengembang mencoba melakukan koreksi, reevaluasi terhadap rencana-rencana tahap yang sudah dirancang, dan coba dicari terobosan yang lebih kreatif kira-kira bagaimana supaya produksi bisa dipercepat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com