JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Fikri Faqih mengaku tak sepakat dengan usulan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang akan menjadikan Provinsi Bali sebagai pilot project wisata berbasis vaksin atau vaccine based tourism.
Menurut dia, usulan itu hanya akan memperburuk pandemi Covid-19.
"Sudahlah, apa pun judulnya, kalau destinasi wisata yang jadi tujuan, maka akan mengulang peristiwa-peristiwa akhir-akhir ini. Mobilitas, kerumunan dan ujung-ujungnya penularan yang semakin menggila," kata Fikri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Kendati demikian, Fikri menyadari bahwa niat Menparekraf untuk memulihkan pariwisata Bali yang tengah terpuruk akibat pandemi.
Namun, ia berpendapat, seharusnya Menparekraf mampu melihat bagian sektor ekonomi kreatif yang justru tidak terpuruk selama pandemi.
"Di saat seperti ini masing-masing kementerian/lembaga harus berusaha untuk berkontribusi dalam mengatasi pandemi. Di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memang pariwisata sedang nyungsep, tetapi ada ekonomi kreatif yang sebagiannya bahkan sedang naik gara-gara pandemi ini," papar dia.
Ia pun meminta Menparekraf lebih memperhatikan ekonomi kreatif sebagai solusi mengatasi dampak pandemi bagi warga Bali.
Sebagai contoh, jasa ekonomi kreatif yang menurutnya dapat dikembangkan yaitu kuliner, kriya, dan fashion (K2F).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 25 Juni 2021
Seharusnya, kata dia, di tengah pandemi bisnis tersebut meningkat jika dialihkan ke bisnis online.
"Jadi kenapa tidak memperhatikan yang lagi dibutuhkan yakni ekonomi kreatif, bisa menjual dari rumah," ujar dia.
Dalam hal ini, ia mendorong Kemenparekraf harusnya menggencarkan K2F yang justru menjadi unggulan ekonomi kreatif.
"Bisa mengatur model delivery yang semakin cepat dan murah bagaimana? Agar Kuliner, kriya dan fashion yang sebenarnya bisa tidak turun gegara pandemi, asal cara konvensional tidak digunakan," kata dia.
Politisi PKS itu berpandangan, seharusnya Kemenparekraf mampu mencari cara-cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat paling tidak, pangan dan sandang.
Ia mengaku heran mengapa Menparekraf lebih menggencarkan wisata daripada ekonomi kreatif di Bali.
Padahal, menurut dia, potensi ekonomi kreatif di Pulau Dewata itu juga luar biasa.