Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu dari Delapan Kasus Covid-19 Menimpa Usia Anak, Bagaimana Vaksinasinya?

Kompas.com - 25/06/2021, 16:52 WIB
Wahyuni Sahara,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukkan 12,6 persen anak di Indonesia mengalami positif Corona

Itu artinya, jika merujuk data kasus Covid-19 di Indonesia per 24 Juni 2021 yaitu 2 juta orang, 250.000 di antaranya adalah anak-anak.

Ini berarti satu dari delapan pasien yang pernah atau masih terinfeksi virus corona di Indonesia adalah dari kelompok anak.

Dari jumlah itu, 2,9 persennya atau sekitar 59 ribu dialami oleh anak usia 0-5 tahun. Sedangkan 9.7 persennya atau sekitar 199 ribu dialami oleh anak kelompok usia 6-18 tahun.

Baca juga: Prediksi Pandemi Covid-19 Berlangsung 3-5 Tahun, IDAI Minta Pemerintah Tarik Rem Darurat

Jumlah ini berbeda dengan hasil yang dirilis oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

IDAI mencatat hanya ada 113.000 kasus Covid-19 pada anak di Tanah Air.

"Jadi berarti, ada 100.000-an (kasus Covid-19 anak) yang tidak terlapor," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Aman Bhakti Pulungan.

Meski begitu, menurut Aman, angka tersebut sangatlah tinggi. Bahkan menurut dia, ini termasuk kasus Covid-19 pada anak yang tertinggi di dunia.

Tingkat kematian pada anak pun diklaim IDAI cukup tinggi. Aman menyebut tingkat kematian atau case mortality anak di Indonesia mencapai 3-5 persen. Ini juga, kata Aman, merupakan tingkat kematian anak tertinggi di dunia.

"Data IDAI juga menunjukkan case mortality  mencapai 3 persen – 5 persen, jadi kita memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia,” ujar Aman.

Baca juga: IDAI: 30 Persen Anak Meninggal Dunia akibat Covid-19 Berusia 10-18 Tahun

Data tersebut diperoleh IDAI dari seluruh ketua cabang IDAI di Indonesia setiap minggunya, yang dilaporkan oleh dokter anak yang merawat dan mencari datanya.

Berbeda dengan data kematian IDAI, pemerintah menyebut bahwa persentase kematian pada anak akibat Covid-19 adalah 1,2 persen dari 55.949 total kematian Covid-19 di Indonesia. 

Itu artinya ada sekitar 671 anak Indonesia yang meninggal terpapar Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan Maret 2020. 

Perbedaan data ini menunjukkan testing atau pengujian Covid-19, termasuk dalam menentukan kasus Covid-19 pada anak bermasalah.

Hal ini juga diakui oleh sejumlah ahli sejak awal pandemi Covid-19. Sehingga sangat sulit untuk melihat data real.

Baca juga: Rasio Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tinggi, padahal Testing Bermasalah

Kelalaian orangtua

Aman menyebut salah satu faktor meningkatnya kasus Covid-19 pada anak lantaran sebagian orang tua tak patuh protokol kesehatan.

Selain itu, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, juga disebabkan akibat kelalaian orangtua.

Seperti mengajak anak berlibur atau ke mal. Padahal, kata Nadia, kondisi saat ini masih belum memungkinkan untuk membawa anak untuk keluar rumah.

"Menurut saya, kalau sekarang anak-anak itu meninggal dan anak-anak itu lebih banyak sakit, itu adalah kesalahan orang tuanya. Sudah jelas anak-anak tidak boleh keluar," kata Nadia.

Baca juga: IDAI: Risiko Anak Terpapar Covid-19 Sama Besar dengan Dewasa

Didorong untuk vaksin

Oleh karena itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB (IDI) Daeng M Faqih mendorong agar pemerintah segera melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak. 

Terlebih, pemerintah rencananya akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai Juli 2021. 

"Kami sudah meminta itu kepada pemerintah untuk segera melakukan vaksinasi kepada anak-anak harus segera dimulai," kata Daeng dalam diskusi daring, Kamis (24/6/2021).

Daeng mengatakan, menurut para pakar dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin Covid-19 sudah dirasa aman untuk anak.

Namun, terkait vaksin Covid-19 untuk anak, pemerintah belum merokemendasikannya.

"Belum (disarankan vaksin Covid-19 untuk anak)," ujar Nadia kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Menurut Nadia, keputusan pemberian vaksin pada anak menunggu hasil uji klinis terlebih dahulu. Selain itu, pemerintah juga masih menanti rekomendasi dari WHO.

"Kan masih belum selesai uji klinis tahap 3. Tunggu rekomendasi WHO dulu," katanya.

Baca juga: IDI Minta Pemerintah Segera Lakukan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak-anak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka opsi penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Tapi, itu pun masih dikaji oleh pemerintah.

Budi mengatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait pemberian vaksin Covid-19 pada anak.

Selain itu, pemerintah akan melihat bagaimana negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak.

Berdasarkan data global, kata Budi, kasus Covid-19 pada anak usia 18 tahun ke bawah menunjukkan 99 persen dapat disembuhkan, jika dibandingkan kelompok usia 18 tahun ke atas.

Baca juga: Menkes Buka Opsi Gunakan Vaksin Sinovac dan Pfizer untuk Vaksinasi Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com