Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Temukan 80 Kasus Penyiksaan dan Penghukuman Kejam dalam Satu Tahun Terakhir

Kompas.com - 25/06/2021, 15:18 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) melaporkan setidaknya ada 80 kasus penyiksaan, perlakukan, atau penghukuman kejam yang merendahkan martabat manusia.

Temuan ini dihimpun oleh Kontras dalam periode satu tahun terakhir, sejak Juni 2020 hingga Mei 2021.

“Kami mencatat sebanyak 80 kasus penyiksaan, perlakukan atau penghukuman lain yang kejam tidak manusia atau merendahkan martabat manusia telah terjadi di Indonesia,” kata Peneliti Kontras Rozi saat membacakan paparannya secara virtual, Jumat (25/6/2021).

Menurut Rozi, dari 80 kasus kejadian penyiksaan itu setidaknya telah memakan 182 korban.

Baca juga: Kontras Ungkap Tiga Faktor Penyebab Maraknya Praktik Penyiksaan di Indonesia

Kontras juga mencatat, kejadian tersebut paling banyak ditemukan di daerah Aceh, Papua, dan Sumatera.

“Kami menemukan 182 korban dengan rincian 166 korban luka, 16 korban tewas,” ujar dia.

Dari data tersebut, Kontras menemukan bahwa aparat kepolisian masih menjadi aktor utama yang sering melakukan penyiksaan tersebut.

Rozi menyebut, ada 36 kasus yang dilakukan oleh unsur Kepolisian, 34 kasus dilakukan oleh unsur Kejaksaan, 7 kasus dilakukan TNI, dan 3 kasus dilakukan sipir.

“Kepolisian masih menjadi faktor utama dalam kasus penyiksaan, yakni sebanyak 36 kasus diikuti oleh Kejaksaan 34 Kasus, yang di mana didominasi oleh peristiwa cambuk yang terjadi di Aceh,”kata dia.

“Kami juga masih menemukan adanya kasus kasus penyiksaan yang dilakukan oleh aparat militer yaitu TNI sebanyak 7 kasus, dan sipir sebanyak 3 kasus,” imbuhnya.

Baca juga: Kontras Sebut Virtual Police Jadi Alat Represi Baru

Rozi berpandangan, motif penyiksaan dan penghukuman kejam tersebut seringkali dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari para calon tersangka yang diduga melakukan kejahatan.

Kemudian, ia mengatakan, motif lainnya yakni karena ada keinginan untuk menghuum si calon tersangka tersebut.

“Ini seringkali terjadi di tahap penyidikan dan pemeriksaan kepolisian di mana penyidik seringkali melakukan cara-cara kekerasan baik itu pemukulan dengan tangan kosong, benda keras, dengan cara-cara lainnya dengan ingin agar calon tersangkanya ini mengakui perbuatan tindak pidana yang didugakan,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com