Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2021, 14:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Golkar Melki Laka Lena menilai, keputusan pemerintah untuk memilih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sebagai pengendalian lonjakan kasus Covid-19, sudah tepat.

Pasalnya, ia berpendapat bahwa keputusan itu sudah berdasarkan pertimbangan, diskusi dan berbagai pengalaman pemerintah menerapkan PPKM mikro.

"Dalam penanganan lonjakan Covid-19 itu ada berbagai pola dan yang paling tepat tentu adalah PPKM mikro yang sudah menjadi pilihan pemerintah," kata Melki kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Politisi Partai Golkar itu mengingatkan bahwa PPKM mikro dilakukan untuk membatasi dan mengendalikan masyarakat dalam beraktivitas di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Sehingga, pada penerapannya, PPKM mikro akan dijalankan hingga level komunitas seperti RT, RW, kelurahan, dusun dan sebagainya.

"PPKM mikro ini tentunya akan membantu di level hulu. Masyarakat dibatasi atau dikendalikan agar tidak beraktivitas secara besar-besaran dalam jumlah yang banyak," jelasnya.

Baca juga: DPR Yakin Pilihan PPKM Mikro Sudah Melalui Kajian dan Pertimbangan Mendalam

Kendati menilai keputusan yang tepat untuk memilih PPKM mikro, Melki tetap meminta pemerintah melakukan beberapa hal yang harus menjadi perhatian.

Mulai dari proses 3T atau testing, tracing dan treatment yang tentu harus dilakukan hingga level komunitas tersebut.

Menurutnya, apabila PPKM mikro diterapkan, seharusnya memudahkan proses 3T yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat.

"Terkait dengan proses testing, tracing dan treatment itu lebih mudah dilakukan apabila di level komunitas. Sehingga membantu agar pemetaan dan identifikasi terhadap pasien Covid-19 juga bisa lebih cepat dan lebih tepat, lebih mudah dilakukan," ungkap dia.

Namun, Melki juga mengingatkan pemerintah agar terus menggencarkan program vaksinasi Covid-19 terkhusus di daerah yang termasuk kategori zona merah.

Ia berpendapat, seharusnya program vaksinasi itu dapat dipercepat mengingat jumlah stok vaksin yang terus berdatangan.

"Kita mendorong agar proses vaksinasi, walaupun dalam situasi semacam ini tentu harus dipercepat. Apalagi dengan kedatangan dosis vaksin dari berbagai tempat. Misalnya Sinovac makin banyak yang masuk, AstraZeneca juga dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: Pusingnya Calon Pengantin Menikah Saat PPKM Diperketat, Resepsi Dirombak Sepekan Sebelum Hari H

Selain itu, ia juga mendorong agar vaksinasi gotong royong lebih cepat dilakukan di berbagai tempat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan bahwa pemerintah memilih PPKM mikro sebagai kebijakan yang tepat mengendalikan lonjakan kasus Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

KSAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam

KSAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam

Nasional
Sandiaga Uno Singgung soal Pengorbanan jika Tak Jadi Cawapres Ganjar

Sandiaga Uno Singgung soal Pengorbanan jika Tak Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Geledah Rumah Tersangka Kasus Kementan di Jagakarsa, KPK Amankan Uang Rp 400 Juta

Geledah Rumah Tersangka Kasus Kementan di Jagakarsa, KPK Amankan Uang Rp 400 Juta

Nasional
PSI Ungkap 2 Syarat untuk Beri Dukungan pada Bakal Capres di Pilpres 2024

PSI Ungkap 2 Syarat untuk Beri Dukungan pada Bakal Capres di Pilpres 2024

Nasional
Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum, PSI: Itu Kan Internalnya PDI-P, Masing-masing

Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum, PSI: Itu Kan Internalnya PDI-P, Masing-masing

Nasional
Soal Megawati Terima Gelar 'Honoris Causa' dari Universitas di Malaysia, Puan Harap Jadi Contoh

Soal Megawati Terima Gelar "Honoris Causa" dari Universitas di Malaysia, Puan Harap Jadi Contoh

Nasional
Kaesang Tak Kunjung Pakai Baju PSI, Apa Alasannya?

Kaesang Tak Kunjung Pakai Baju PSI, Apa Alasannya?

Nasional
Saat Jadi Pengacara Syahrul Yasin Limpo, Febri Diansyah Mengaku Dorong Kliennya Kooperatif ke KPK

Saat Jadi Pengacara Syahrul Yasin Limpo, Febri Diansyah Mengaku Dorong Kliennya Kooperatif ke KPK

Nasional
Puan: Ada Kementerian Kena Masalah Hukum, Cepat atau Lambat Ada 'Reshuffle'

Puan: Ada Kementerian Kena Masalah Hukum, Cepat atau Lambat Ada "Reshuffle"

Nasional
Gelar Latma Survei Hidrografi, Danpushidrosal Pastikan Australia Tak Akan Masuk di ZEE Indonesia

Gelar Latma Survei Hidrografi, Danpushidrosal Pastikan Australia Tak Akan Masuk di ZEE Indonesia

Nasional
Gugatan Buruh Ditolak, MK Putuskan Perppu Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Gugatan Buruh Ditolak, MK Putuskan Perppu Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Nasional
Bahlil Ungkap Warga Rempang Bakal Relokasi Mandiri, Tak Mau Aparat Keamanan Ikut Campur

Bahlil Ungkap Warga Rempang Bakal Relokasi Mandiri, Tak Mau Aparat Keamanan Ikut Campur

Nasional
Menhub Tak Masalah Kereta Cepat Surabaya Diputuskan Pemerintah Selanjutnya

Menhub Tak Masalah Kereta Cepat Surabaya Diputuskan Pemerintah Selanjutnya

Nasional
Febri Diansyah Mengaku Jadi Kuasa Hukum Mentan Syahrul Yasin Limpo Saat Penyelidikan

Febri Diansyah Mengaku Jadi Kuasa Hukum Mentan Syahrul Yasin Limpo Saat Penyelidikan

Nasional
Survei LSI Denny JA: Pemilih PKB Masih Lebih Banyak ke Prabowo meski Cak Imin Cawapres Anies

Survei LSI Denny JA: Pemilih PKB Masih Lebih Banyak ke Prabowo meski Cak Imin Cawapres Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com