Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Jokowi 3 Periode Dinilai Didesain untuk "Test the Water"

Kompas.com - 23/06/2021, 17:56 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wacana presiden tiga periode dinilai sengaja didesain untuk test the water atau melihat respons masyarakat.

Direktur Eksekutif Indopolling Network, Wempy Hadir, mengatakan ada pihak yang secara membangun gerakan ini.

“Saya melihat ada kelompok-kelompok yang mencoba mendesain gerakan ini secara sadar dan kemudian mencoba testing on the water, mereka mencoba melihat reaksi publik atas gerakan tersebut,” terang Wempy dalam diskusi virtual yang dilakukan oleh Para Syndicate, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: Ramai Wacana Presiden Tiga Periode, Ini Syarat Lakukan Amendemen UUD 1945

Wempy menjelaskan dugaan itu bukan tanpa alasan, karena dalam tempo yang berdekatan ada dua gerakan yang mendorong wacana tersebut.

“Dalam tempo singkat ada gerakan di Jakarta dan di NTT, hampir sama temanya yaitu mendorong (jabatan) presiden 3 periode, dan mencoba untuk mengeamendemen Pasal 7 UUD 1945 yang bicara soal masa jabatan presiden,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa gerakan ini kemungkinan besar dibentuk oleh pihak-pihak yang akan kehilangan kuasa saat jabatan Presiden Joko Widodo berakhir pada 2024.

“Kalau bicara soal teori sebab akibat, orang yang akan hilang kekuasaan ekonomi, politik, dan sosial akibat selesainya jabatan Jokowi di 2024, saya kira orang-orang ini bertanggung jawab pada gerakan-gerakan politik hari ini,” imbuh dia.

Wempy juga menggarisbawahi sikap para partai politik terutama yang berada di dalam lingkar kekuasan pemerintah.

Menurut dia, saat ini parpol memiliki kecenderungan untuk tidak menyatakan sikap secara jernih dalam menghadapi wacana penambahan jabatan Presiden tiga periode.

“Misalnya Nasdem, bahkan Pak Surya Paloh tidak memberikan statemen yang tegas, yang menyatakan menolak terjadinya jabatan Presiden tiga periode,” ucap dia.

Wempy menyebut sikap parpol ini karena kekuatan politik Jokowi sangat kuat di koalisi pemerintahan saat ini.

“Ini menunjukan bahwa memang Jokowi punya power politik, kita tahu bahwa hari ini Jokowi punya kekuatan politik 74,2 persen di koalisi pemerintahan,” sambungnya.

Dalam pandangannya, posisi Jokowi ini menyebabkan segala hal bisa saja terjadi, termasuk perubahan UUD 1945 tentang masa jabatan presiden.

“Perubahan itu sangat mungkin terjadi, karena kekuatan politik yang sangat mewadahi, permasalahannya adalah Jokowi mau atau tidak,” imbuh dia.

Diketahui Jumat (18/6/2021) pekan lalu, di DIY sebuah komunitas relawan bernama Jokowi-Prabowo atau Jok-Pro 2024 mengatakan dukungannya untuk Jokowi dan Prabowo Subianto berpasangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sekretaris Jenderal Jok-Pro 2024 Timothy Ivan triyono mengatakan komunitas ini terbentuk untuk mencegah polariasasi ekstrim di Indonesia pasca pilres sebelumnya.

Baca juga: Tolak Wacana Presiden Tiga Periode, Demokrat: Pandemi Covid-19 Tak Bisa Dijadikan Alasan

Sementara itu, Senin (21/6/2021) sejumlah masyarakat di Kupang, NTT, mendeklarasikan diri mendukung referendum masa jabatan presiden.

Deklarasi itu mendukung Jokowi untuk maju kembali dalam kontestasi Pilpres 2024, agar bisa menjabat selama tiga periode.

Ketua Komisi Referendum, Pius Rengka mengatakan pihaknya mendukung Jokowi untuk kembali menjadi Presiden karena dianggap dapat menjawab kepentingan sebagian masyarakat Indonesia, terutama dari kalangan menengah ke bawah.

“Karena itu Presiden Jokowi diharapkan melanjutkan untuk satu periode lagi, agar persoalan rakyat dapat merata dituntaskan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com