JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak tahun 2008 hingga 2020, Kementerian Ketenagakerjaan telah berhasil menarik 143.456 anak dari tempat kerja.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, hal tersebut merupakan hasil dari program pengurangan pekerja anak.
Tujuan program tersebut adalah untuk mengurangi jumlah pekerja anak dari rumah tangga miskin yang putus sekolah ditarik ke tempat kerja.
"Program tersebut telah berhasil menarik pekerja anak dari tempat kerja sebanyak 143.456 anak," kata Ida di acara Webinar Pencegahan Pekerja Anak, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Menteri PPPA: Angka Pekerja Anak Indonesia Memprihatinkan, Lebih Banyak di Pedesaan
Anak-anak yang berhasil ditarik itu, kata dia, kemudian dilakukan pendampingan di shelter.
Mereka diberikan motivasi dan dipersiapkan untuk kembali ke dunia pendidikan.
"Program ini dapat berhasil dengan didukung berbagai pihak baik pemerintah maupun non pemerintah termasuk dukungan masyarakat," ujar dia.
Data survei ekonomi nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, kata Ida, menunjukkan ada sekitar 1,5 juta pekerja anak berumur 10-17 tahun.
Ia mengatakan, berbagai persoalan yang menimpa dan dihadapi keluarga si anak menjadi pemicu dan faktor pendorong anak memasuki dunia kerja.
"Masalah ekonomi keluarga menjadi pendorong terbesar anak-anak kita memasuki dunia kerja. Bahkan ada anak yang menjadi tulang punggung keluarga," kata dia.
Menurut Ida, keberadaan anak di dunia kerja tidak bisa dibiarkan, terutama mereka yang masuk ke dunia kerja dalam usia masih sangat muda.
Baca juga: Marak Pekerja Anak di Indonesia, Ini Langkah Kemenaker Mengatasinya
Selain itu mereka juga berada pada lingukungan kerja yang berbahaya atau bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak.
Keberadaan anak di tempat-tempat tersebut, kata dia, baik langsung maupun tidak langsung akan membawa pengaruh buruk terhadap proses tumbuh kembang anak.
Baik fisik, mental, sosial maupun intelektual anak yang dapat mempengaruhi kualitas dan produktivitas generasi muda.
"Masalah pekerja anak adalah masalah kompleks tidak hanya terkait masalah ketenagakerjaan tapi juga terkait ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, dan lainnya sehingga upaya penghapusan pekerja anak tidak dapat dilakukan sendiri," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.