JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan alasan pemerintah masih menggunakan tes swab antigen untuk diagnosis Covid-19.
Nadia membenarkan bahwa akurasi tes swab antigen bisa lebih rendah daripada tes swab PCR.
"Tetapi WHO sudah merekomendasikan ini sebagai alat diagnostik dan ini membantu mendeteksi dengan cepat terutama pada daerah yag memiliki keterbatasan pemeriksaan PCR," jelas Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (22/6/2021).
Terlebih, pada masa pandemi saat ini penting untuk segera menemukan kasus positif Covid-19 agar dapat segera dipisahkan dari populasi sehat.
Dengan demikian dapat memutuskan rantai penularan termasuk varian baru virus corona penyebab Covid-19.
"Walau akurasi dibawah PCR tetapi masih cukup sensitif dan spesifik untuk mengenali kasus positif Covid-19," tegas Nadia.
Saat disinggung apakah penggunaan swab antigen juga menjadi strategi pemerintah untuk menghemat biaya testing Covid-19, Nadia menampik hal itu.
Baca juga: IDI Imbau Sebaiknya Laporan Harian Covid-19 Berdasarkan PCR dan Antigen Dipisahkan
Dia menegaskan bahwa pertimbangannya lebih kepada akses.
"Sebab tes swab PCR tidak mudah. Bukan hanya masalah alat, tetapi masalah SDM juga. Itu tidak mudah," tambahnya.
Diberitakan Kompas.com, pada 2020, tes antigen telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk digunakan secara darurat di negara-negara dengan jumlah tes polymerase chain reaction (PCR) yang rendah.
Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebelumnya mengatakan tes antigen, yang bisa mengeluarkan hasil dalam waktu 15 sampai 30 menit, dihargai sekitar 5 dollar AS atau Rp 74.000 per unitnya, sehingga jauh lebih murah dari tes PCR.
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, akurasi pemeriksaan Covid-19 menggunakan antigen lebih rendah dibandingkan polymerase chain reaction (RT-PCR).
Oleh karena itu, kata Amin, data kasus Covid-19 yang diakui jika seseorang terindikasi positif Covid-19 yakni berdasarkan hasil pemeriksaan tes dengan RT-PCR.
Baca juga: Kemenkes Jelaskan Alasan Hasil Swab Antigen Dicantumkan di Laporan Harian Covid-19
"Akurasi antigen lebih rendah dari PCR. Data pandemi yang diakui adalah jika kasusnya confirmed, dan konfirmasi hanya bisa dengan PCR," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/6/2021).
Amin mengatakan, pemeriksaan Covid-19 dengan antigen dengan hasil positif merupakan indikasi awal sehingga harus dikonfirmasi menggunakan RT-PCR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.