JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini meyakini penerapan mikro lockdown yang dilakukan sebagai strategi pemerintah menangani lonjakan kasus COVID-19 akan membuat ekonomi makro tetap berjalan.
Risma mengatakan karantina wilayah berupa mikro lockdown dilakukan lantaran perbedaan karakteristik perekonomian warga di Indonesia.
Ia mengatakan warga negara di luar negeri dapat menyisihkan pendapatannya dan dapat menggunakannya saat lockdown menyeluruh dilakukan. Hal itu menurutnya tak berlaku di Indonesia.
"Lha kalau disini enggak, sekian hari dia dapat, dipakai makan terus besoknya habis. Kan enggak bisa dia survive (bertahan), dan tidak ada treatment (penanganan) apapun, karena itu yang bisa kita lakukan mikro lockdown," kata Risma sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (20/6/2021).
Risma mengatakan selama penerapan mikro lockdown kegiatan pasar, mal maupun hotel di suatu wilayah tetap dapat berjalan.
Namun aktivitas ekonomi tersebut disesuaikan dengan protokol kesehatan serta diawasi Satgas Penanganan Covid-19.
"Kalau di Surabaya itu pasarnya ada kelambunya, plastiknya, transaksinya ada caranya yang enggak bersinggungan langsung. Arus jalannya diatur, enggak boleh tabrakan dan satu arah, dibatasi dan dijaga. Di pasar juga ada Satgasnya," kata mantan Wali Kota Surabaya itu.
Bagi yang masih melakukan mobilitas dari luar kota dengan alasan pekerjaan, Risma menjelaskan pelaksanaan tersebut kemungkinan akan seperti di Surabaya yakni dengan memberlakukan tes usap (Swab PCR).
Baca juga: Risma Terima Laporan Dana Bansos Mengalir ke Keluarga Lurah dan Kepala Desa
Tes usap nantinya dilakukan baik di perkantoran maupun saat sudah masuk dalam domisili tinggal.
"Nanti keluarganya juga kita tracing (lacak), kalau ketahuan bisa kita isolasi semuanya," ujar Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.