Kepada Gus Ami, Alman turut menceritakan awal perjalanannya sebagai TKI di Arab Saudi.
“Pertama kali bekerja jadi TKI itu perjalanan yang luar biasa. Tahun 2004 akhir ketika Pak SBY terpilih sebagai Presiden, waktu itu bertepatan dengan tsunami (Aceh), disambut orang sana, penasaran akan dahsyatnya tsunami. Saya pas bencana alam itu esok sampai di sana,” kenang Alman.
Dirinya bahkan tidak menyangka bisa menjadi YouTuber yang sukses seperti sekarang.
Baca juga: Silaturahmi Ulama Se-Gorontalo, Gus Ami: Optimisme NU Topang RI di Masa Pandemi Covid-19
“Boro-boro YouTube, memikirkan keluarga saja sudah jenuh, campur aduk karena hidup jauh. Ketika membicarakan tentang jadi TKI itu rasanya kepingin menangis. Banyak dukanya, karena untuk bisa dapat Rp 10 juta rasanya berat,” ungkap dia.
Namun, meski demikian, tidak hanya cerita duka saja yang diceritakan Alman. Bekerja di Arab Saudi juga memberi keuntungan tersendiri untuknya.
Salah satunya adalah ia bisa beribadah ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah dan haji.
“Itu pun harus teman-teman tahu kalau tidak semua orang Arab mengizinkan pekerjanya umrah setiap minggu. Haji juga belum tentu. Tidak semudah yang dibayangkan,” imbuhnya.
Beberapa menit mengobrol dengan Gus Ami, Alman mengaku senang. Sebab, menurutnya Gus Ami adalah sosok yang enak diajak bercerita.
Baca juga: Gus AMI Minta Pemerintah Konsisten Kembangkan BLK Komunitas
“Sambil santai, ternyata Pak Muhaimin ini orangnya mantap. Saya sekalian mau bertanya. Sebagai Wakil Ketua DPR, apa sih hobi di balik pekerjaan Bapak,” kata dia membuka topik lain dengan Gus Ami.
Merespons pertanyaan tersebut, Gus Ami mengungkapkan bahwa ia memiliki banyak hobi ketika masih muda. Salah satu hobi terbesarnya adalah naik motor Vespa.
“Namun di tengah pandemi begini, saya menjadi lebih hobi bersepeda,” tambahnya.
Usai mengobrol tentang hobinya, Gus Ami menjelaskan, TKI merupakan persoalan yang tidak pernah ada habisnya.
“Itu semacam denyut kehidupan. Ada di sini butuh pekerjaan, di sana menyediakan penghasilan yang lumayan tapi banyak tantangan dan tidak mudah,” ujarnya.
Baca juga: Respons Bom Bunuh Diri, Gus AMI Yakin Kebhinekaan Indonesia Makin Kuat
Mantan Menteri Tenaga Kerja periode kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu pun menceritakan bahwa TKI dahulunya menggunakan mekanisme pasar. Artinya, ada proses penawaran dan permintaan yang terjadi.
“Kalu sekarang jumlahnya semakin besar dan tidak bisa diatur. Semuanya bebas,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.