Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Optimalkan Hasil Panen Udang, KKP akan Buat Standarisasi Pengelolaan Tambak Super-Insentif

Kompas.com - 18/06/2021, 18:24 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menilai, standarisasi pengelolaan tambak udang super-intensif diperlukan bagi masyarakat maupun pelaku usaha dalam menekuni budi daya udang vaname atau udang putih Pasifik.

"Selain hasil panen optimal, berbagai kendala selama melakukan budi daya udang bisa diminimalisir dengan standardisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (18/6/2021).

Pernyataan tersebut Trenggono sampaikan saat meninjau Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Punaga di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat.

Untuk diketahui, instalasi tersebut ada di bawah naungan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) serta Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).

Baca juga: Dukung 3 Program Prioritas Menteri KKP, BRSDM Luncurkan Buku Kampung Perikanan Budi Daya

Dalam kesempatan itu, Trenggono menjelaskan, pihaknya akan mengeluarkan standarisasi sebagai acuan dalam mengelola tambak super-intensif.

“Misal standarisasi kadar keasaman (pH) air, ukuran kolam, padat tebar, termasuk supply energinya. Kami akan teliti terlebih dahulu. Selama waktu penelitian, maka akan diberikan toleransi sampai kami mendapat hasil paling optimal untuk disampaikan ke masyarakat dan industri," katanya saat berdialog dengan peneliti di lokasi tambak.

Trenggono berharap, standarisasi pengelolaan tambak udang super-intensif akan dapat dioperasikan pada 2022 mendatang.

Dengan demikian, tambak tersebut dapat dipakai sebagai acuan oleh masyarakat maupun pelaku usaha dalam menekuni tambak udang super-intensif.

Baca juga: Sandiaga Uno Ajak Pelaku Usaha Bikin Produk Ramah Lingkungan

Menurut Trenggono, teknik budi daya merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan produksi udang di masa depan.

"Bagaimana tidak, dengan teknologi super-intensif hasil panen bisa berkali-kali lipat lebih banyak dari hasil produksi tambak udang konvensional, semi intensif maupun intensif,” ucapnya.

Trenggono mencontohkan, dari hasil panen per hektar (ha), tambak super-intensif bisa mencapai 40 ton per tahun.

Tak hanya itu, operasional tambak juga lebih ramah lingkungan. Sebab, sudah dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Baca juga: Atasi Pencemaran Bengawan Solo, Ganjar Beri Waktu Setahun Pelaku Industri Perbaiki Sistem IPAL

"Kalau flow atau alur budi daya sudah bagus, maka air bisa diambil dari laut, lalu masuk tandon, kemudian melalui proses penyaringan lagi. Setelah itu, baru masuk ke kolam budidaya. Dengan adanya IPAL, maka prosesnya pun tidak akan mencemari laut," ujar Trenggono.

Selain standarisasi pengelolaan, ia meminta jajarannya menghitung lebih detail biaya produksi udang per kilogram (kg) untuk ukuran kolam tertentu.

Perhitungan tersebut, sebut Trenggono, sangat penting guna menarik pelaku usaha agar minat berinvestasi. Hal ini termasuk memudahkan mereka dalam menjalankan kegiatan budidaya udang vaname super-intensif.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com