"Jadi detail biaya produksi harus dihitung lagi sampai mendapatkan harga yang ideal," ujarnya.
Baca juga: Pupuk Organik, Solusi Petani Hemat Biaya Produksi di Masa Pandemi
Terkait budi daya tambak udang super-intensif, Trenggono meyakini, kegiatan tersebut dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
KKP sendiri siap membantu masyarakat dari sisi infrastruktur maupun pinjaman permodalan.
Oleh karenanya, Trenggono optimistis, budi daya tambak udang super-intensif dapat segera diterapkan untuk segmentasi industri maupun rumah tangga.
"Kalau bisa dijalankan tahun 2021, sehingga tahun 2022 kami punya standar. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya bisa segera mengimplementasikannya ke masyarakat.
Termasuk kolam bundar (budi daya skala rumah tangga). Kemudian akan kami buatkan instalasinya. Wah, kalau bisa terwujud akan sejahtera ini," ujarnya.
Baca juga: Dorong Produktivitas Budidaya Perikanan di Pasaman, KKP Galakkan Program Pakan Mandiri
Pada umumnya, spesifikasi tambak udang super-intensif meliputi kawasan supratidal, central drain yang terkoneksi dengan collector drain, kincir, blower, blower, automatic feeder, hingga IPAL dengan volume 30 persen dari total kapasitas tambak.
Dalam kegiatan tersebut, Trenggono turut meninjau satu per satu sarana dan prasarana tambak Instalasi Tambak Percobaan Punaga.
Didampingi Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja, pejabat eselon I KKP, serta perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) Takalar, ia juga menyaksikan panen parsial di salah satu tambak.
Untuk tambak super-intensif di ITP Takalar sendiri terdapat 12 kolam. Masing-masing kolam memiliki luas 1000 meter persegi dengan padat tebar benur 500-1.000 ekor.
Baca juga: Industri Tambak Udang di Bangka Menggeliat, Permintaan Listrik Ikut Melonjak
Pada kolam dengan padat tebar 500 ekor per meter persegi, hasil produksinya bisa mencapai 5 ton per kolam per siklus.
Sementara itu, untuk padat tebar 1.000 ekor mampu menghasilkan produksi mencapai 10 ton per kolam per siklus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.