"Hampir 90 persen lebih, bahan produksinya sudah ada di Indonesia, bahkan dibuat di Indonesia," klaim Terawan.
Baca juga: Terawan Klaim 90 Persen Bahan Produksi Vaksin Nusantara Dibuat di Indonesia
Hanya ada dua bahan yang diklaim Terawan diperoleh dari Amerika Serikat yaitu Larutan Antigen Protein dengan kode IM-5124 dan Media Diferensiasi.
Namun, Terawan menuturkan, Indonesia bisa saja membuat sendiri dua bahan tersebut. Karena menurutnya cara membuat dua bahan itu sangat mudah.
"Baik dalam pembuatan antigen dan karena itu recombinan. Bisa kita lakukan di sini. Namun karena paten sudah mereka (AS) miliki ya harus kita bekerja sama. Termasuk media diferensiasinya," jelas Terawan.
Terawan mengumbar bahan untuk membuat Vaksin Nusantara guna menjawab isu bahwa Vaksin Nusantara adalah buatan Amerika Serikat.
Pada rapat tersebut, ia menepis isu Vaksin Nusantara buatan negeri Paman Sam itu. Ia memastikan, Vaksin Nusantara bukanlah produk Amerika.
Pada rapat itu, Terawan pun mengaku bingung mengapa Vaksin Nusantara yang dikembangkan menjadi polemik di masyarakat.
Padahal, kata dia, pengembangan vaksin ini dilakukan untuk membantu pemerintah menghadapi Covid-19.
"Saya bingung apa titik persoalannya. Buat kami sebagai researcher itu merasa tidak ada persoalan," kata Terawan.
Ia melanjutkan penjelasan dengan menyinggung virus corona yang memang baru muncul di Indonesia dan belum pernah ada sebelumnya.
Baca juga: Rapat dengan Komisi VII, Terawan Bingung Mengapa Ada Polemik Vaksin Nusantara
Atas dasar itu, pengembangan vaksin, menurutnya juga harus menggunakan kaidah yang baru. Maka, ia menggunakan kaidah yang baru dalam membuat vaksin yaitu dengan sel dendritik.
"Kaidah yang kami gunakan juga kaidah yang baru. Karena apa? Dendritik sel vaksin ini belum pernah ada yang mengerjakan untuk Covid-19. Jadi tentunya harus menggunakan kaidah-kaidah yang baru yang berbeda," ungkap dia.
Terawan juga berharap, polemik Vaksin Nusantara tidak berlanjut. Hal ini karena dirinya meyakini, yang terpenting adalah bagaimana semua duduk bersama menyelesaikan pandemi.
Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki masalah bersama bagaimana cara menuju herd immunity yang menjadi tujuan dari program vaksinasi Covid-19.
Sebelumnya, pengembangan Vaksin Nusantara menimbulkan polemik.