"Memang banyak relawan Jokowi ada yang terang-terangan atau hanya ganti kostum yang ke Ganjar (Pranowo). Tetapi Seknas tetap menunggu komando Jokowi," ucap Dedy kepada Kompas.com.
Fenomena tersebut tak asing lantaran hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menemukan responden yang mengaku puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo cenderung memilih Ganjar sebagai calon presiden.
"Ada kecenderungan bahwa mereka yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi itu cenderung memilih Pak Ganjar Pranowo walaupun mereka ini bukan massa pemilih PDI-P," kata Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad, melalui konferensi pers daring, Minggu (13/6/2021).
Baca juga: Seknas Jokowi: Tentukan Sikap Nanti Dulu, Presiden Bilang Jangan Buru-buru
Saidiman merinci, sebanyak 75,6 persen responden tercatat merasa puas terhadap kinerja Jokowi. Dari angka itu, 43,9 persen di antaranya memilih Ganjar sebagai capres. Kemudian, 23,3 persen memilih Prabowo, dan 22,3 persen memberikan dukungan kepada Anies.
Adapun responden dari kalangan ini yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan sebesar 10,5 persen.
Saidiman mengatakan, responden yang merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi mencapai 23,4 persen. Dari besaran tersebut, 48,5 persen mendukung Prabowo sebagai capres.
Selanjutnya, 33,7 persen mendukung Anies, dan dukungan terhadap Ganjar dari kalangan tersebut hanya 14,9 persen.
"Jadi warga yang menilai positif kinerja Jokowi tersebut jauh lebih banyak memilih Ganjar dibanding memilih Prabowo dan apalagi Anies meskipun tanpa pemilih PDI Perjuangan," kata Saidiman.
Baca juga: Pengamat: Pernyataan Jokowi Jadi Jawaban Mengapa Memilih Tak Umbar Relawan, tapi Memeliharanya
"Ganjar dibanding Prabowo dan Anies lebih mewakili pemilih yang positif dalam menilai kinerja Jokowi lepas dari sikap positif pemilih PDI-P terhadap Jokowi karena yang nilai positif kinerja Jokowi juga datang dari pemilih partai partai lain,” tuturnya.
Kendati nama Ganjar moncer di berbagai survey capres dan telah mendapat dukungan dari Sebagian relawan Jokowi, nasibnya masih harus ditentukan oleh PDI-P selaku partai tempatnya bernaung.
Terlebih sebelumnya Ganjar sempat memiliki hubungan yang kurang baik dengan putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yakni Puan Maharani.
Saat itu Ganjar tak diundang dalam acara yang dibuka oleh Puan. Penyebabnya menurut Ketua DPP PDI-P Bambang Wuryanto adalah besarnya hasrat Ganjar untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 jika dilihat dari aktivitasnya di media sosial.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno pun berpendapat, pernyataan Jokowi semalam tentang arah kapal besar relawannya untuk Pilpres 2024 tak lepas dari perseteruan antara Ganjar dan Puan dalam pencalonan Pilpres 2024.
Padahal, saat ini PDI-P masih belum membuat keputusan terkait kandidat pada Pilpres 2024.
Baca juga: Saat Jokowi Bicara soal Arah Kemudi Relawannya untuk Pilpres 2024
"Karena ada sejumlah relawan Jokowi yang mulai menentukan dukungan politik ke Ganjar. Sementara pada saat bersamaan PDI-P belum pastikan siapa yang akan diusung. Malah yang santer diisukan maju Puan Maharani bukan Ganjar," ujar dia.
Adi pun meyakini Jokowi akan mengarahkan relawannya untuk mendukung sosok kader yang nantinya resmi diusung oleh PDI-P untuk Pilpres 2024.
"Tak perlu pakai logika canggih untuk menebak ke mana arah kapal besar relawan (Jokowi). Rumusnya sederhana. Jokowi itu kader tulen PDI-P tak mungkin punya sikap berseberangan," tutur Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.