JAKARTA, KOMPAS.com - Laju kasus harian Covid-19 di Tanah Air hingga kini masih sulit dibendung.
Pada Minggu (13/6/2021), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kembali ke angka 9.000-an. Jumlah sebesar itu, terakhir tercatat pada awal tahun ini.
Kasus Covid-19 pada Minggu bertambah 9.868 kasus.
Penambahan ini menjadikan total keseluruhan kasus di Indonesia mencapai 1.911.358, terhitung sejak kali pertama diumumkan kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, positivity rate atau tingkat penularan Covid-19 sebesar 20,41 persen per Minggu kemarin.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Menkes Minta Publik Jangan Underestimate dan Overconfidence
Sementara itu, pemerintah juga melaporkan adanya penambahan pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 4.665 orang. Sehingga, total pasien sembuh hingga kini menembus 1.745.091.
Selain itu, sebanyak 149 orang tutup usia karena Covid-19, sehingga total jumlah kasus kematian menembus 52.879.
Berdasarkan data, vaksinasi dosis kedua telah diberikan kepada 11.568.443 orang hingga Minggu kemarin.
Masyarakat yang divaksin yakni dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.
Sementara, jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 20.158.937 orang. Pada tahap kedua ini, pemerintah menargetkan 40.349.049 orang divaksinasi.
Adapun sasaran pada tahap pertama untuk tenaga kesehatan yakni sebanyak 1.468.764 orang. Sebanyak 1.529.737 tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.396.801 telah disuntik dosis kedua.
Baca juga: Anies: Jakarta Masuki Fase Genting Penyebaran Covid-19
Kemudian, sasaran pada tahap kedua untuk petugas publik ditargetkan sebanyak 17.327.167 orang. Data menunjukkan 14.660.882 orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 7.770.026 orang telah disuntik vaksin dosis kedua.
Sementara sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang. Hingga saat ini, sebanyak 3.889.165 lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 2.388.715 lansia disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.
Pada Minggu kemarin, Jakarta tercatat menjadi daerah penyumbang kasus Covid-19 tertinggi. Dalam sehari, setidaknya terdapat 2.769 kasus baru.
Setelah DKI, ada Jawa Tengah (2.579 kasus baru), Jawa Barat (1.242 kasus baru), DIY (466 kasus baru), dan Jawa Timur (418 kasus baru).
Meningkatnya kasus baru di ibu kota telah dikhawatirkan sejumlah pihak. Termasuk Panglima TNI.
Karena itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun mengingatkan Pangdam Jaya Mayjen Mulyo Aji, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Fadil Imran, dan Kepala RSD Wisma Atlet Mayjen Tugas Ratmono mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Varian Corona Asal India di Kudus, Lonjakan Kasus, dan Strategi Pemerintah
Hal itu disampaikan Hadi saat menggelar rapat khusus bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (12/6/2021).
"Tingkatkan dan tegakan fungsi Posko PPKM Skala Mikro di area service Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk memastikan disiplin protokol kesehatan dilaksanakan di tengah masyarakat, kemudian juga pelaksanaan testing dan tracing untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19," ujar Hadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/6/2021) malam.
Dalam beberapa hari terakhir RSD Wisma Atlet mencatat ada peningkatan jumlah pasien.
Pada Sabtu kemarin, jumlah pasien bertambah 488 orang. Semula 4.019 orang menjadi 4.507 orang.
Sehari berikutnya, jumlah pasien bertambah 329 orang. Total, ada 4.836 orang yang masih menjalani rawat inap.
Merujuk data peningkatan pasien di rumah sakit dadakan tersebut, Hadi memerintahkan agar Pangdam Jaya, Kapolda Metro Jaya, dan Kepala RSD Wisma Atlet memastikan tempat tidur ruang perawatan, tenaga kesehatan, perlengkapan yang dibutuhkan serta obat-obat yang tersedia dan dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19 dalam kondisi siap.
Selain itu, Hadi juga mengingatkan agar setiap petugas yang ada di lapangan harus mengetahui tugasnya secara detail dengan memberi pemahaman yang baik.
Sehingga setiap petugas dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal.
Baik untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan, tracing, pengawasan isolasi mandiri, pemantauan maupun distribusi logistik.
"Laksanakan terus pemantauan kasus aktif, angka kematian, angka kesembuhan, BOR (Bed Occupancy Rate) ICU, dan BOR isolasi serta laporkan data secara obyektif agar menjadi bahan evaluasi yang obyektif pula," terang mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) tersebut.
Hadi menambahkan, jika data nyata di lapangan diketahui dengan detail, maka dapat segera mengambil kesimpulan yang tepat. Sehingga keputusan yang diambil juga akan tepat sasaran.
"Data yang obyektif tentu akan memungkinkan untuk mengambil langkah antisipasi dengan segera untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus kembali," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.