JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden ke-lima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan pandangannya tentang kepemimpinan strategis.
Megawati menyampaikan hal ini dalam orasi ilmiahnya saat ia dikukuhkan menjadi Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan RI.
“Kepemimpinan strategis tidak hanya diukur dari keberhasilan di masa lalu namun namun juga harus berkorelasi dengan saat ini dan harus juga dapat melekat dengan tanggung jawab pemimpin bagi masa depan,” kata Megawati saat menyampaikan orasi ilmiahnya di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021).
Dalam orasinya, Megawati mengatakan, setidaknya ada tiga perubahan yang kerap mendisrupsi kehidupan manusia.
Baca juga: Hasto Sebut Megawati Akan Putuskan Capres dengan Melihat Kehendak Rakyat
Pertama, Megawati menilai perubahan teknologi pada tataran kosmik sebagai bauran kemajuan terkait ilmu dasar seperti fisika, biologi, matematika, dan kimia.
Ia pun mengingatkan agar Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 harus turut menjadi bagian bagi perdamaian umat manusia.
“Yang menjadi mata air bagi kemunculan teknologi baru yang tidak pernah sebelumnya terbayangkan seperti rekayasa,” ujarnya.
Kemudian, ia menyoroti perubahan teknologi di bidang genetika, misalnya seperti rekayasa kloning.
Meskipun, Megawati sendiri secara khusus mengatakan belum setuju dengan isu terkait kloning makhluk hidup karena mengancam nilai kemanusiaan
"Namun aplikasi teknologi kloning tanpa landasan etika dan moral akan membawa dampak yang mengancam kemanusiaan," ujarnya.
Perubahan kemajuan teknologi yang berpotensi mendistrupsi kehidupan manusia lainnya yang disinggung Megawati adalah bidang realitas virtual.
Bagi Megawati, hal ini akan berdampak besar terhadap kehidupan sosial masyarakat.
"Teknologi ini pada gilirannya akan memungkinkan seseorang untuk hadir di dua tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan," ujarnya.
Baca juga: Megawati jadi Profesor Kehormatan Unhan, Hasto: Kehormatan bagi Keluarga Besar PDI-P
Lebih lanjut, Ketum PDI-P ini berpandangan perubahan teknologi dalam ketiga bidang di atas dapat memperparah eksploitasi alam di bumi.
Ia pun mengatakan, kepemimpinan strategis harus bisa memahami dan memperjuangkan bumi sebagai rumah yang aman bagi seluruh manusia.
"Di sini lah kepemimpinan strategis harus memahami aspek geopolitik tersebut, guna memperjuangkan bumi itu tidak punya milik kita saja tetapi orang semua hrs merasakan memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama seluruh umat manusia," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.