JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono meraih gelar doktor Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis (10/6/2021) setelah melalui sidang promosi doktor.
Pria yang akrab disapa Ibas itu menjalani sidang promosi doktor dengan membawakan tema disertasi "Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif".
Wakil Rektor IPB University Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama, dan Alumni Dodik Ridho Nurrochmat menyampaikan hasil putusan sidang promosi doktor yang dijalani Ibas.
"Setelah mendengar keterangan dan pertimbangan komisi promosi, atas nama Institut Pertanian Bogor, dengan ini saya mengucapkan selamat kepada Saudara Edhie Baskoro Yudhoyono, atas selesainya program doktor, dengan kebaruan dan keunggulan disertasi saudara, dan tentu saja gelar doktor yang akan saudara raih," kata Dodik dalam sidang yang disaksikan secara virtual melalui channel YouTube Edhie Baskoro Yudhoyono, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Ibas Sidang Promosi Doktor di IPB Siang Nanti, Kader Demokrat Nonton Virtual
Selanjutnya, Dodik mengatakan bahwa Ibas memperoleh nilai akademik sejauh ini 4,0.
Ibas juga melakukan publikasi di empat jurnal ilmiah dengan dua di antaranya adalah jurnal ilmiah bereputasi internasional.
Atas beberapa pertimbangan tersebut, Komisi Promosi menilai Ibas berpeluang meraih gelar doktor dengan predikat cum laude.
"Maka tentu saja, promovendus berpeluang untuk meraih gelar doktor dengan predikat cum laude," ujar dia.
Setelah pengumuman tersebut, Ketua Komisi Pembimbing sekaligus Ketua Sidang Promosi Doktor Herman Siregar menyampaikan ucapan selamat kepada Ibas atas gelar baru yang diraihnya.
Herman kemudian menyebut Ibas dengan sebutan Doktor Edhie Baskoro Yudhoyono.
"Ujian terbuka atau sidang promosi saudara promovendus yang perkenankan saya pertama kali menyebut sebagai doktor, yaitu doktor Edhie Baskoro Yudhoyono telah berjalan dengan lancar, dan baik sekali," ucap Herman.
Menurut dia, Ibas telah membuat disertasi yang komprehensif dengan mencakup berbagai aspek di antaranya bisnis, finansial, kelembagaan, hingga kebijakan.
Baca juga: Berbekal Kesaksian Anas Urbaningrum, Max Sopacua Harap Ibas dan SBY Diperiksa untuk Kasus Hambalang
Ia mengatakan, dalam disertasinya, Ibas juga menggunakan data primer, sekunder yang membutuhkan effort untuk mendapatkannya.
"Di mana kita tahu di masa pandemi itu sebuah hal yang cukup sulit," ujar dia.
Adapun Ibas membawakan materi disertasi tentang strategi pembiayaan investasi untuk pengembangan pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif.
Ibas menggunakan latar belakang penelitian yaitu destinasi wisata superprioritas yaitu Labuan Bajo.
Pada salah satu pemaparannya, Ibas mengungkapkan bahwa Labuan Bajo memiliki keindahan alam, budaya, dan hospitaliti yang berpotensi pariwisata.
"Namun, (Labuan Bajo) belum sejahtera karena tingkat kemiskinan relatif tinggi. Income per kapita dan IPM relatif rendah. Serta pembiayaan dan investasi yang masih terbatas," tutur Ibas saat menjalani sidang promosi doktor.
Setelah menerima pengumuman bahwa lulus dalam sidang promosi doktor, Ibas tampak mengeluarkan air mata tatkala menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan keluarganya.
Tampak dalam tayangan virtual, keluarga Ibas di antaranya sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono, sang kakak Agus Harimurti Yudhoyono, istri dan anak Ibas turut menyaksikan.
Baca juga: Kasus Hambalang: Dari Nazaruddin, Anas, hingga Dugaan Keterlibatan Ibas
Ibas tak kuasa menahan tangis saat mengenang sosok ibunya yaitu mendiang Ani Yudhoyono. Ibas berharap, ibunya melihat perjuangan Ibas hingga dapat meraih gelar doktor.
"Memo (panggilan akrab Ibas untuk Ani Yudhoyono), I wish you were here. Look at me now. Can you see? Now, I am a doctor," ucap Ibas sembari mengusap air matanya.
Sebelum meraih gelar doktor, Ibas meraih gelar Bachelor of Commerce in Finance and E-Commerce di Curtin University, Perth, Australia tahun 2005.
Kemudian, Ketua Fraksi Partai Demokrat itu melanjutkan studinya meraih gelar Master of Science in International Political Economic tahun 2007 di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.