JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebutkan, di era disrupsi teknologi seperti sekarang ini pengelolaan arsip harus dilakukan dengan cara-cara baru yang memanfaatkan kemajuan teknologi digital.
Oleh karenanya, cara-cara lama dalam pengarsipan yang tidak efisien dan lamban harus ditinggalkan.
Hal ini Jokowi sampaikan dalam peringatan Hari Kearsipan Ke-50 Tahun 2021 yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Rabu (9/6/2021) malam.
"Tinggalkan cara-cara lama dalam pengarsipan yang pengelolaannya tidak efisien, akses yang lamban, butuh waktu lama untuk menemukannya, dan juga penyimpanan yang tersebar di mana-mana," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Arsip Nasional RI.
Baca juga: Jokowi: Kemampuan Kita untuk Mengelola Arsip Harus Semakin Baik, Prioritaskan Layanan Cepat
Jokowi mengatakan, saat ini berbagai negara tengah berlomba-lomba untuk berinovasi mengembangkan manajemen arsip berbasis elektronik, mulai dari cara melacak dan mengidentifikasi arsip dengan cepat, sampai menyiapkan alat registrasi untuk pelestarian arsip digital milik komunitas.
Inovasi pengarsipan, kata dia, tidak semata ditujukan bagi pengelolaan arsip pemerintahan, tetapi juga untuk tema-tema publik.
Beberapa negara mewujudkan hal itu dengan menyediakan portal yang berisikan konten dengan tema-tema yang akrab bagi publik dengan layanan akses yang nyaman.
Namun, bersamaan dengan itu, lanjut Jokowi, keamanan juga harus jadi perhatian utama dalam inovasi pengarsipan.
Baca juga: Jokowi: Tinggalkan Cara Lama Kelola Arsip
Dibutuhkan sistem pengamanan arsip jangka panjang yang dapat memindahkan arsip secara otomatis dari tempat penyimpanan.
"Inovasi adalah kunci kemajuan yang pasti terhadap teknologi digital harus segera dilakukan. Membuat layanan arsip yang cepat harus menjadi prioritas, arsip yang nyaman bagi publik harus disiapkan, ruang pelibatan publik dan komunitas dalam pengarsipan harus didorong," ujarnya.
Jokowi pun mengapresiasi inovasi ANRI yang membangun aplikasi elektronik Sistem Informasi Kearsipan Dinamis atau Srikandi.
Diharapkan, dengan adanya aplikasi itu pengarsipan lebih terintegrasi, efisien, dan efektif, sehingga lembaga pemerintah pusat sampai ke daerah tidak membangun aplikasinya sendiri-sendiri.
"Suatu saat saya akan coba aplikasi ini apakah betul betul akan bisa mudah dan informasi dengan cepat, bukan lagi dalam hitungan jam ataupun hari, tapi hanya perlu hitungan menit atau bahkan dalam hitungan detik," kata Jokowi.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Covid-19 di UI, Jokowi: Juli 2021 Target 1 Juta Orang Per Hari Divaksinasi